Oleh : Muhtar S. Syihabuddin
Peneliti Senior RM Politika
DAELPOS.com – Berita heboh Jiwasraya seperti ditelan bumi seiring berita heboh lainnya. Tambal sulam berita menjadikan heboh Jiwasraya layu sebelum berkembang, padahal publik berharap terbuka terang benderang.
Dalam amatan Peneliti Senior RMPolitika Jakarta, Muhtar S. Syihabuddin ada skenario halus mengubur berita Jiwasraya agar publik lupa sehingga borok BUMN tidak makin menganga. “Tidak bisa dipungkiri skenario mengubur narasi menagih penyelesaian kasus Jiwasraya dalam setiap jengkal berita di ruang publik,” katanya di bilangan Senayan Jakarta, Jum’at (10/01/2020).
Skenario tersebut jelas Muhtar, bisa terbaca dari intensitas pemberitaan yang makin menipis. “Memang ada musibah banjir, tapi kan sebelumnya ada beberapa berita yang tingkatnya tidak lebih penting dengan placement yang terencana,” ucapnya.
Dia mencontohkan berita tentang Natuna yang tadinya soal perahu nelayan tapi lebih terekapose sebagai pelanggaran kedaulatan. “Kalau urusan nyolong ikan, tinggal tenggelamkan saja,” terangnya.
Nah berita lainnya menurutnya, memang menjadi berkah tersendiri bagi skenario halus tersebut, seperti banjir, hubungan Iran-Amerika dan penetapan status tersangka komisioner KPU Wahyu Setiawan.
“Skenario halus tersebut makin ampuh menjadikan publik lupa pada kasus Jiwasraya. Pemerintah bakal lupa diri jika publik tidak menagih janji lagi,” tutupnya.