DAELPOS.com – Tim Sembilan penyelenggara Konvensi Calon Presiden dari Nahdlatul Ulama (Capres NU) 2024 telah melakukan Polling tahap awal Calon Presiden 2024 dari kalangan NU dengan memanfaatkan aplikasi Google.
Berdasarkan basis data Tim Sembilan Konvensi Capres NU 2024, polling telah diikuti secara nasional. Pertanyaan polling bersifat terbuka dan disebarkan di berbagai jaringan melalui media sosial. Pemilih hanya bisa memilih satu kali klik dan dibaca per IP Address.
Polling tersebut mengikutkan 16 nama tokoh NU dengan hasil sebagai berikut:
- Andi Jamaro Dulung (22,7%)
- Mahfud MD (17,0%)
- Muhaimin Iskandar (15,9%)
- Endin AJ Sofihara (9,1%)
- Khofifah Indar Parawansa (6,8%)
- Said Aqil Siradj (6,3%)
- Yaqut Cholil Qoumas (4,0%)
- Yenny Wahid (4,0%)
- Nasaruddin Umar (3,4%)
- Wahiduddin Adams (1,1%)
- As’ad Said Ali (0,6%)
- Yahya Cholil Staquf (0,6%)
- Ida Fauziyah (0,6%)
- Ahmad Muqowam (0,6%)
- Johansyah (0,6%)
- Ali Masykur Musa (0%)
Lainnya (5,7%)
Anggota Tim Sembilan Konvensi Capres NU 2024 Amsar Dulmanan mengatakan, polling ini baru tahap awal dan masih sangat dinamis.
Dan yang menarik dari polling tahap awal ini, bukan nama-nama tokoh NU yang biasa tampil seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ataupun Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar yang persentasinya paling tinggi, tapi sosok bernama Andi Jamaro Dulung.
Menurut Amsar, tingginya persentase Andi Jamaro kemungkinan itu adalah representasi dari NU wilayah Indonesia Timur.
“Bisa saja Andi Jamaro sudah mulai bekerja untuk dirinya berdasarkan alokasi kepentingannya untuk menaikkan rating tadi. Itu sah-sah saja atas nama kepentingan konstituennya,” kata Amsar di Jakarta, Kamis (10/6/21).
Amsar menegaskan, Tim Sembilan bersifat independen yang tidak akan mencampuri urusan dari kepentingan para calon yang memang menjadi representasi dari warga NU atas Konvensi yang dilakukan ini.
Amsar juga menjelaskan, tidak menutup kemungkinan ada nama-nama baru yang akan muncul.
“Secara presentasi kita kan masih berjalan 3-4 bulan ke depan. Tapi untuk sementara, itu realitas penting untuk tahapan awal. Pemilihnya sudah representasi dari berbagai wilayah,” ungkap Dosen UNUSIA itu.
Dijelaskannya, dari hasil polling ini, terungkap fakta dan realitas bahwa ternyata ada nama-nama lain yang potensial namun tidak masuk dalam rekomendasi partai
“Andi Jamaro dia kan mantan komandan Banser, PBNU, pernah di DPR RI, tapi dia merupakan representasi orang NU yang dari Indonesia Timur sejak dia PMII, Ansor, kan kita tahu itu,” terangnya.
Selain itu, lanjut Koordinator Nasional Forum Komunjkasi Generasi Muda Nahdlatul Ulama (FKGMNU) ini, nama Endin AJ Sofihara perlu dilihat juga. Karena Endin merupakan Kepala Madrasah Kader NU (MKNU).
“Mungkin seluruh loyalis atau klan dari MKNU itu bisa menjadi representasinya Endin. Bahkan persentase Said Aqil Siradj kalah di situ. Karena Pak Said dia kan bukan organisatoris, dia benar- benar kiai,” terang Amsar.
“Sedangkan Endin itu kader NU yang organisatoris, dia di PPP, MKNU, alumni PMII, dia merupakan aktivis tingkat nasional yang representasinya bisa partai politik, bisa juga lembaga NU-nya, lalu dia juga di Ansor. Jadi itu merupakan perkawanan yang kenal Endin. Tapi dia punya institusionalisasi sebagai behavior politik baru yaitu di MKNU sebagai kepala madrasah,” sambungnya.
Lebih lanjut Amsar menuturkan, setelah polling nantinya Tim Sembilan Konvensi Capres NU 2024 akan melakukan survei yang bersifat independen.
“Nah, polling tahap awal ini kan merupakan instrumen survei yang paling sederhana. Dan hasil polling Tim Sembilan ini dapat dipertanggungjawabkan dan bersifat independen,” tandasnya.