Terus Alami Peningkatan, TP-PKK Berupaya Tekan Laju Obesitas pada Anak dan Remaja

Thursday, 26 August 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Pusat berupaya menekan laju angka obesitas pada anak dan remaja. Pasalnya, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) penduduk Indonesia pada 2018 menunjukkan, data obesitas pada anak usia 8-12 tahun mengalami peningkatan, dari 8,8 persen pada 2013 menjadi 10,8 persen pada 2018. Selain itu, data dari WHO menyebutkan, prevalensi obesitas pada anak di dunia terus meningkat. Pada 2020, pergerakannya mencapai angka 9,1 persen dari jumlah penduduk dunia.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan generasi Indonesia. Karena itu, TP-PKK menggelar Obrol Santai Kader Inspiratif (Obras Kain) PKK secara virtual, dengan tema “Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja”, Kamis (26/8/2021). Kegiatan ini melibatkan Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM Aryono Hendarto sebagai narasumber. Aryono juga merupakan pakar nutrisi dan penyakit metabolik anak.

Ketua Umum TP-PKK Tri Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, maraknya obesitas pada anak salah satunya akibat perilaku orang tua dalam mengasuh anak. Anak yang sehat kerap diasumsikan memiliki postur tubuh yang gemuk. Asumsi ini membuat anak kerap diberikan asupan makanan dan minuman yang menekankan pada penggemukan badan. Tri mengatakan, pemahaman tersebut tidaklah benar sehingga membutuhan penyuluhan.

“Jangan sampai orang tua berlomba-lomba membuat anaknya gemar makan, sehingga sedikit-sedikit disuruh makan karena takut anaknya sakit,” kata Tri. Kebiasaan tersebut, lanjut Tri, dapat membuat pola makan yang buruk, dan mempengaruhi kesehatan anak hingga beranjak dewasa.

Tri menjelaskan, kekhawatiran orang tua terhadap pertumbuhan anak, harusnya diimbangi dengan pengetahuan perihal asupan apa saja yang perlu dikonsumsi. Dengan begitu, makanan yang dikonsumsi anak bakal seimbang. Sehingga pertumbuhan mereka tak hanya dilihat dari gemuknya tubuh, tetapi dari tinggi badan, lingkar badan, dan lain-lain, sesuai dengan indeks kesehatan anak.

See also  Pertamina Gelar Tes Genose Gratis untuk Masyarakat Subang

Di lain sisi, tambah Tri, persoalan obesitas tak hanya merupakan masalah kesehatan, tetapi juga berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, seperti gaya hidup dan tingkat pendapatan orang tua. Selain itu, kondisi ini didukung pula oleh tingkat pendidikan orang tua dan kurangnya aktivitas fisik atau olahraga yang teratur pada anak.

“Orang tua sering kali mengabaikan prinsip mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, atau B2SA, yang akhirnya malah memberikan nutrisi yang terlalu berlebih kepada anak,” tutur Tri.

Dia menjelaskan, baik stunting maupun obesitas, keduanya merupakan kondisi akibat tidak seimbangnya asupan gizi. Keduanya mempunyai dampak yang sama, yaitu terganggunya kondisi tumbuh kembang anak, yang akan berpengaruh pada kualitas hidup mereka.

Tri berharap, melalui kegiatan tersebut para kader PKK dan Dasawisma dapat memperoleh informasi yang bermanfaat. Informasi itu menjadi bekal para kader saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas perihal pencegahan obesitas pada anak dan remaja.

“Bilamana permasalahan obesitas kepada anak dan remaja ini kita bisa tekan prevalensinya, maka berarti kita membantu program pemerintah menyiapkan tunas-tunas bangsa sebagai sumber daya manusia yang berkualitas,” pungkas Tri.

Berita Terkait

Kementerian PU Selesaikan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk 10.300 Sambungan Rumah
Nasir Djamil dan Azhari Cage Pulangkan Warga Tamiang yang Meninggal di Malaysia
Komite III DPD RI : Tingkatkan Pekerja Informal di Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tujuan Revisi RUU SJSN
Senator Mirah Jelaskan Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan Harus Jadi Prioritas Tata Ruang Daerah
Langkah Awal RUU Hilirisasi Sektor Mineral dan Batu Bara, Komite II belanja masalah di Kepulauan Riau
Generasi Muda sebagai Pemilih Pemula: Peran SMA Muhammadiyah Bangkinang dalam Demokrasi
Sempat Terkendala Biaya Mobilisasi, 7 Nelayan Aceh Timur Kini Berada di Yangon dan Menunggu Proses Pemulangan
JTT Lakukan Contraflow KM 55 s.d KM 65 Ruas Jalan Jakarta-Cikampek

Berita Terkait

Friday, 14 February 2025 - 19:42 WIB

Kementerian PU Selesaikan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk 10.300 Sambungan Rumah

Friday, 14 February 2025 - 09:49 WIB

Nasir Djamil dan Azhari Cage Pulangkan Warga Tamiang yang Meninggal di Malaysia

Monday, 10 February 2025 - 16:44 WIB

Komite III DPD RI : Tingkatkan Pekerja Informal di Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tujuan Revisi RUU SJSN

Friday, 7 February 2025 - 06:53 WIB

Senator Mirah Jelaskan Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan Harus Jadi Prioritas Tata Ruang Daerah

Tuesday, 4 February 2025 - 07:47 WIB

Langkah Awal RUU Hilirisasi Sektor Mineral dan Batu Bara, Komite II belanja masalah di Kepulauan Riau

Berita Terbaru

Plt. Direktur Utama Haleyora Power, Susiana Mutia (kedua dari kanan) dan Executive Director Wuling Motors Holdings Ltd., Wei Mingfeng (kedua dari kiri) menandatangani Memorandum of Understanding untuk layanan 7 Days Home Charging Device di sela gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (14/2).

Ekonomi - Bisnis

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari!

Saturday, 22 Feb 2025 - 23:14 WIB

Nasional

HPSN 2025: Kolaborasi Pengelolaan Pasar Bebas Sampah

Saturday, 22 Feb 2025 - 23:05 WIB

Epson Media Gathering bersama media di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/2/2025). / foto ist

Ekonomi - Bisnis

Epson Optimistis Capai Perumbuhan 13 Persen di Tahun 2025

Saturday, 22 Feb 2025 - 07:30 WIB