PKS: Harga Mahal, Petani dan Nelayan Sulit Akses Minyak Goreng

Monday, 21 March 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Kelangkaan minyak goreng sudah berjalan 3 bulan lebih. Awal Febuari sampai pertengahan Maret minyak goreng susah dicari. Toko ritel modern dan pasar rakyat tidak ada stok minyak goreng, sampai membuat antrian mak-mak di pelosok desa dan pesisir.

Keluhan diterima oleh Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS Riyono saat berdialog dengan mak-mak yang juga petani di Kelurahan Kauman, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang.

“Pak dewan, kenapa minyak goreng langka? Katanya Indonesia produsen sawit terbesar di dunia? Gimana pak dewan, rakyat kok semakin susah,” papar salah satu mak-mak.

“Betul Bu, migor langka dan rakyat antri dimana – mana, kelangkaan ini terjadi karena tata kelola dan keseriusan pemerintah dalam mengatur migor lemah serta tekanan pengusaha. Subsidi 3.1 T untuk menekan harga di angka 14 ribu ternyata tidak mampu berikan solusi kepada rakyat,” jawab Riyono.

Kondisi langkanya migor sudah membuat petani dan nelayan di pesisir semakin susah dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.

Pasca pemerintah “menyerah” dengan pengusaha untuk menyediakan migor bagi rakyat akhirnya per 16 Maret 2022 migor mengikuti harga pasar. Harga per liter menjadi 23.900. Naik 80% dari harga awal yang hanya 14.000, ini sungguh menyusahkan rakyat, khususnya petani dan nelayan.

“Ini negara kok bikin rakyat semakin susah, ngurus minyak goreng saja gak bisa? Masak mau minta perpanjangan menjabat? Harusnya tau diri dan minta maaf kepada rakyat,” tanya Riyono.

Kenaikan harga migor ini berpotensi menambah rakyat miskin semakim miskin, ada 11.3 juta rakyat miskin ekstrim di 114 Kabupaten kota yang mereka 60% adalah berprofesi sebagai petani dan nelayan. Belum selesai pandemi, negara bikin “pandemi” baru berupa meroketnya harga migor.

See also  100 Ton Bantuan Terdistribusi dengan Helikopter Pascagempa Sulbar

“Migor adalah kebutuhan harian keluarga petani dan nelayan, kalau susah dan sekarang ada barangnya harga mahal, rakyat tidak mampu membeli. Trus dimana kehadiran negara?” tutup Riyono.

Berita Terkait

Senator Agita Nurfianti Dorong Optimalisasi & Pemeliharaan Sawah Non-Aktif di Jabar
DPD RI Gelar FGD Susun RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Haji Uma: Otonomi Daerah Kian Tereduksi, Saatnya UU 23 Tahun 2014 di Revisi
BAP DPD RI Fasilitasi Konflik Lahan Kelompok Tani di Kalimantan
Nono Sampono Ajak Generasi Muda Maluku Bangga Mengamalkan Pancasila
Hutama Karya Masih Berlakukan Potongan Tarif Tol 20% dan Tambah Ruas Baru
GKR Hemas: Membumikan Empat Pilar dalam Kehidupan Sehari-Hari melalui Nilai Budaya Yogyakarta
Desak Pemerintah Pusat Hentikan Rencana Penambahan Batalyon TNI di Aceh, Haji Uma: Langgar MoU Helsinki dan Akan Memicu Resistensi

Berita Terkait

Wednesday, 9 July 2025 - 14:00 WIB

Senator Agita Nurfianti Dorong Optimalisasi & Pemeliharaan Sawah Non-Aktif di Jabar

Monday, 7 July 2025 - 21:20 WIB

DPD RI Gelar FGD Susun RUU Pengelolaan Perubahan Iklim

Friday, 4 July 2025 - 07:27 WIB

Haji Uma: Otonomi Daerah Kian Tereduksi, Saatnya UU 23 Tahun 2014 di Revisi

Tuesday, 1 July 2025 - 13:48 WIB

BAP DPD RI Fasilitasi Konflik Lahan Kelompok Tani di Kalimantan

Monday, 30 June 2025 - 09:23 WIB

Nono Sampono Ajak Generasi Muda Maluku Bangga Mengamalkan Pancasila

Berita Terbaru

foto istimewa

Megapolitan

Banjir Jakarta: Dari Darurat ke Strategi Jangka Panjang

Saturday, 12 Jul 2025 - 17:49 WIB

Berita Utama

Indonesia-AS Sepakati Langkah Lanjutan Negosiasi Tarif Resiprokal

Saturday, 12 Jul 2025 - 17:45 WIB

Olahraga

Tim Voli Indonesia Tundukkan Kamboja 3-0 di SEA V League 2025

Saturday, 12 Jul 2025 - 17:43 WIB