DAELPOS.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyarankan agar 3 periode tidak menjadi komoditas isu Mahasiswa di aksi 21 April 2022 mendatang.
Hal ini dikatakan Habib Syakur, karena isu tersebut sudah tidak relevan saat ini. Apalagi beberapa kali kesempatan, Presiden Joko Widodo pun sudah meresponnya.
“Isu itu tdk relevan dan terkesan dipaksakan untuk menggerus kepercayaan rakyat kepada pemerintah saja, seolah pemerintah haus kekuasaan dan tidak berpihak pada rakyat,” kata Habib Syakur, Senin (18/4).
Menurutnya, isu tersebut juga terlalu elitis dan mudah sekali menjadi pintu masuk penyusup dari elemen lain untuk menumpangi aksi unjuk rasa yang bakal digelar oleh Aliansi Mahasiswa Indonesia (MUI) tersebut
Ini niat jahat penyusup di demo kerakyatan tanggal 21 April, ini harus diantisipasi teman-teman BEM UI dan Trisakti,” ujarnya.
Jika memang tetap ingin melakukan demo, tokoh agama asal Kota Malang Jawa Timur itu menyarankan agar Mahasiswa fokus pada isu-isu yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah desakan kepada pemerintah untuk melaksanakan stabilitas harga
Yang mereka harus bicarakan adalah bagaimana pemerintah harus menurunkan harga sembako, dan kalau masalah bahan bakar pertamax itu kan BBM orang-orang kaya, itu gak perlu dibahas,” tandasnya.
“Mahasiswa harus fokus bicara kenaikan sembako dan pemerintah harus bisa menurunkan agar rakyat bisa mampu membeli kebutuhan pokoknya dengan layak dan tenang,” lanjut Habib Syakur.
Selain itu, desakan lainnya juga terkait dengan rencana kenaikan gas Elpiji untuk rumahan. Ia memohon agar Mahasiswa mengedepan isu-isu yang bersentuhan langsung dengan rakyat kecil.
“Bahwa pemerintah harus menurunkan LPJ, itu yang juga perlu menjadi kebutuhan rakyat dan itu harus disuarakan oleh BEM UI dan BEM Trisakti. Tidak usah kejebak bicara 3 periode dan penundaan pemilu yang terlalu elitis dan politis,” ucapnya