DAELPOS.com – Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan tahun 2024 tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Tantangan itu, seperti soal ekonomi yang menghadang, inflasi yang tengah dihadapi akibat perang Rusia dan Ukrania, krisis pangan, dan beban subsidi.
“Agar situasional tersebut tidak dipakai oleh kekuatan-kekuatan lain yang ingin mendorong di dalam melakukan legitimasi pemerintahan bapak Presiden Jokowi,” kata Hasto.
Hal itu dia sampaikan saat berpidato dalam pembukaan Mukernas Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Tahun 2022 dengan Tema: Moderasi Beragama Perkuat Persatuan Bangsa dan Sub Tema: Sukses Pemilu 2024 Tanpa Politisasi Agama. Mukernas berlangsung di Sekolah Partai PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (2/9/2022).
Menurut Hasto, PDI Perjuangan memahami beratnya beban perekonomian tersebut. Meski demikian, itu harus tetap dijaga agar kebijakan bisa berpihak pada rakyat miskin dan marhaen.
“Itulah yang harus dikedepankan dan inilah yang menjadi skala prioritas kita sesuai dengan arahan Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa skala prioritas kita harus dipahami oleh seluruh sayap partai termasuk Bamusi adalah situasi saat ini tidak mudah,” ujarnya.
Hasto menyebut, situasi seperti ini memerlukan gerakan turun ke bawah menyatu dengan rakyat. Bukan hanya membicarakan kekuasaan antar elite semata.
“Agar di tengah tekanan-tekanan ekonomi akibat pandemi yang belum selesai, itu kita tetap dapat membangun suatu optimisme bagi kemajuan ke depan. Ini yang harus kita pikirkan bersama-sama,” tandas Hasto.
Karena itulah, sambung dia, dalam membahas strategi pemenangan Pemilu 2024, bukanlah strategi asal menang saja dan menghalalkan berbagai cara.
“Apa yang kita lakukan untuk memenangkan Pemilu 2024? Adalah memenangkan hati rakyat bukan menakut-nakuti rakyat. Memenangkan karena kita punya narasi bagi masa depan, memenangkan karena PDI Perjuangan punya pijakan yang sangat kuat terhadap Partai Nasional Indonesia yang telah ikut berkeringat bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sehingga PDI Perjuangan di dalam menyusun narasi bagi masa depan kita tidak main-main,” paparnya.