Perkuat Komitmen Keberlanjutan, Kilang Pertamina Internasional Siap Olah Minyak Jelantah

Tuesday, 17 December 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

DAELPOS.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memantapkan langkahnya untuk menghasilkan produk bahan bakar minyak yang ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait pasokan Feedstock Proyek Green Refinery Kilang Cilacap oleh Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman dengan Direktur Utama PT Gapura Mas Lestari (GML) Heru Fidiyanto pada awal Desember lalu. Langkah ini menjadi salah satu langkah penting dan strategis KPI dalam pengembangan bisnis bahan bakar hijau (green fuel) di Indonesia.

Proyek Green Refinery Cilacap direncanakan akan mengolah feedstock minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dengan kapasitas 6.000 barrel per hari untuk menghasilkan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel) dengan total produksi diperkirakan mencapai sekitar 300 ribu kiloliter per tahun.

Kilang Cilacap sendiri ini saat ini telah mampu menghasilkan HVO dan SAF. Untuk HVO diolah dari bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang diberi nama Pertamina Renewable Diesel (RD) dan 100% berasal dari minyak nabati. Sementara SAF 2,4% dari bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau dari inti sawit yang diproses.
Produk HVO yang dihasilkan selanjutnya akan menjadi komponen blending dalam diesel yang memiliki kualitas superior dibandingkan dengan biodiesel FAME, serta dirancang memenuhi standar tertinggi untuk penggunaan di negara-negara dengan empat musim seperti pasar Eropa dan Amerika.

Sementara itu, produk SAF dari Green Refinery Cilacap diharapkan dapat mendukung pasokan untuk implementasi penggunaan SAF dalam bahan bakar industri aviasi, selaras dengan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel.

Taufik Aditiyawarman menekankan komitmen KPI terhadap keberlanjutan dan inovasi energi. “Proyek Green Refinery ini bukan hanya tentang menyediakan sumber energi alternatif, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, mendukung pertumbuhan lokal, serta mengurangi dampak lingkungan,” kata Taufik.

See also  Iuran BPJS Naik, Mufida: Pemerintah Abaikan Kesimpulan Rapat dengan DPR

Lebih lanjut, Taufik meyakini bahwa dengan semangat kolaborasi dan komitmen dari semua pihak, proyek ini akan mampu mengatasi berbagai hambatan dan menjadi contoh sukses dalam pengembangan energi berkelanjutan. “Mari kita wujudkan masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan negara,” ajaknya.

Proyek Green Refinery menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pencapaian komponen keberlanjutan terkait penanganan perubahan iklim (SDG 7 dan SDG 13). Dengan mengolah UCO menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, proyek ini tidak hanya berfokus pada penyediaan sumber energi terbarukan tetapi juga berperan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara.

Inisiatif Green Refinery di Cilacap secara jelas mencerminkan komitmen Indonesia terhadap transisi energi yang lebih bersih, serta menjaga keseimbangan ekosistem demi masa depan yang berkelanjutan. Penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah langkah penting untuk memperkuat kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mencapai tujuan energi berbasis keberlanjutan di Indonesia.

PT GML merupakan salah satu perusahaan pengumpul dan eksportir Used Cooking Oil (UCO) di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 20 tahun.

“Kolaborasi antara KPI dan PT GML dengan pengalaman dalam rantai pasok mulai dari pengumpulan sampai dengan pasokan UCO diharapkan dapat mendukung dan menjamin pasokan feedstock untuk Proyek Green Refinery Cilacap,” ujar Taufik.

Senada dengan hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa Pertamina terus mengembangkan energi terbarukan dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia di dalam negeri.

“Salah satunya melalui pengolahan minyak jelantah di kilang Pertamina, ini menjadi inovasi dari Pertamina untuk menghasilkan bahan bakar yang berkelanjutan dan lebih efisien,” tandas Fadjar.

KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik.**

Berita Terkait

Sikap Politik PDIP Tidak Jelas, Oposisi Rasa Koaliasi
Indonesia-Singapura Kembali Bertemu Bahas Kerja Sama Bidang Maritim
PDIP Pecat Jokowi, Haidar Alwi: Data Buktikan PDIP Tanpa Jokowi Bukan Apa-apa
BKSAP DPR RI Dorong Kolaborasi Untuk Penguatan Diplomasi Indonesia di Kancah Internasional
Pantau Distribusi BBM di Pesisir Balikpapan, Menteri ESDM Dorong Percepatan Izin Pembangunan SPBUN
Hutama Karya Pacu Program Urban HabitSphere untuk Keberlanjutan Lingkungan
Hutama Karya, Pastikan Kesiapan Layanan Selama Libur Nataru 2024/2025
Gelorakan Pelayanan Publik Inklusif, Menteri PANRB: Inklusivitas Jadi Keharusan di Tiap Layanan

Berita Terkait

Tuesday, 17 December 2024 - 21:38 WIB

Perkuat Komitmen Keberlanjutan, Kilang Pertamina Internasional Siap Olah Minyak Jelantah

Tuesday, 17 December 2024 - 21:29 WIB

Sikap Politik PDIP Tidak Jelas, Oposisi Rasa Koaliasi

Tuesday, 17 December 2024 - 10:44 WIB

Indonesia-Singapura Kembali Bertemu Bahas Kerja Sama Bidang Maritim

Monday, 16 December 2024 - 21:23 WIB

PDIP Pecat Jokowi, Haidar Alwi: Data Buktikan PDIP Tanpa Jokowi Bukan Apa-apa

Monday, 16 December 2024 - 11:54 WIB

BKSAP DPR RI Dorong Kolaborasi Untuk Penguatan Diplomasi Indonesia di Kancah Internasional

Berita Terbaru

Berita Utama

Panas Bumi jadi Andalan Capaian Bauran EBT Hingga Akhir 2024

Tuesday, 17 Dec 2024 - 23:07 WIB

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi / foto ist

Berita Terbaru

Sikap Politik PDIP Tidak Jelas, Oposisi Rasa Koaliasi

Tuesday, 17 Dec 2024 - 21:29 WIB