daelpos.com – Anggota MPR RI, Yulian Gunhar, kembali melaksanakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Tahap 5 Tahun 2025, Selasa (29/7/2025), yang digelar di Hotel Beston, Jl. Jend. Sudirman No. 57, 20 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat dari wilayah Jakabaring, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, dengan mengangkat tema yang relevan dengan kondisi global saat ini: “Ketegangan Geopolitik dan Persatuan Bangsa.”
Dalam paparannya, Yulian Gunhar menyoroti kondisi dunia yang saat ini sedang berada dalam situasi tidak menentu akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai kawasan. Ia mencontohkan, bagaimana konflik bersenjata yang terjadi antara Thailand dan Kamboja di kawasan Asia Tenggara telah menambah daftar konflik yang mencemaskan masyarakat internasional.
“Di tengah dinamika global yang sarat konflik, bangsa Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Jangan sampai kita terpancing oleh provokasi atau adu domba yang memanfaatkan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan,” tegas Yulian Gunhar dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa Empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, harus terus menjadi landasan hidup berbangsa dan bernegara dalam menghadapi ancaman disintegrasi dan polarisasi sosial yang bisa datang dari dalam maupun luar negeri.
“Empat Pilar ini bukan sekadar wacana, tapi harus menjadi pijakan bersama untuk menjaga keutuhan bangsa. Jangan sampai kita lengah di tengah krisis global yang sewaktu-waktu bisa berdampak pada stabilitas dalam negeri,” tambahnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang dialog dan penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat akar rumput, khususnya warga Jakabaring yang hadir secara aktif dalam sesi diskusi.
Yulian Gunhar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat semangat gotong royong, toleransi, dan solidaritas antarwarga negara. “Kita boleh berbeda pendapat, berbeda pilihan politik, tetapi tidak boleh kehilangan semangat kebangsaan. Persatuan Indonesia adalah harga mati,” pungkasnya.