Arsjad Rasjid: Komitmen Bebas Emisi Jangan Mengorbankan Potensi Pertumbuhan Asia Tenggara

Wednesday, 21 August 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Ketua Umum Kadin Indonesia sekaligus Ketua ASEAN-BAC Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, komitmen untuk mencapai nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) jangan sampai mengorbankan pertumbuhan di kawasan Asia yang sedang melaju pesat. “Harus dijaga keseimbangan antara penerapan prinsip keberlanjutan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan saat pertemuan “Asia Zero Emissions Community (AZEC) Advocacy Group Roundtable” yang didukung oleh Kadin Indonesia, melalui ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Indonesia, berkolaborasi dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan Japan Business Federation (Keidanren) hari ini, Selasa (20/8/2024).

AZEC Advocacy Group Roundtable ini merupakan yang pertama kalinya digelar sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pembentukan AZEC Advocacy Group oleh Keidanren, ASEAN Business Advisory Council, dan ERIA pada KTT Peringatan 50 Tahun Persahabatan dan Kerjasama ASEAN-Jepang pada 18 Desember 2023 di Tokyo, Jepang.

Dalam kesempatan AZEC Advocacy Group Roundtable, Arsjad mengungkapkan bahwa komitmen mencapai nihil emisi harus diselaraskan dengan kondisi di masing-masing negara, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi Asia yang meningkat pesat juga harus tetap dijaga. Indonesia, katanya, telah memiliki komitmen kuat untuk mencapai ekonomi net-zero pada 2060 atau lebih cepat.

Inisiatif internasional seperti AZEC ini menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan komitmen mencapai nihil emisi dan pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan demikian, AZEC Advocacy Group bertujuan untuk menjadi platform bagi sektor swasta dalam merealisasikan solusi dan menyuarakan aspirasi terkait transisi energi.

“Kita tidak boleh juga kehilangan peluang (pertumbuhan ekonomi yang pesat), mengingat saat ini sedang ada pergeseran pertumbuhan global ke kawasan Asia. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan,” tegas Arsjad Rasjid.

See also  Iuran BPJS Naik di Tengah Krisis, Mardani Ali Sera: Ini Kebijakan yang Menyakiti Rakyat

Lebih lanjut Arsjad mengingatkan bahwa pendekatan global terhadap transisi energi harus memperhitungkan kompleksitas dari kebutuhan energi serta lanskap ekonomi di berbagai negara di Asia. Oleh karena itu, perlu didorong pendekatan ketahanan dan transisi energi sebagai metode paralel dan saling terkait bagi negara-negara Asia.

Arsjad mengingatkan, ketahanan energi sangat penting. Tidak hanya mendukung industri baru atau memastikan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan, tetapi juga peluang ekonomi yang layak. Namun, di saat yang sama, negara-negara Asia juga harus beralih ke pendekatan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dengan komitmen pemerintahan Indonesia dalam mengembangkan kerangka ekonomi yang “Pro-Growth, Pro-Welfare, dan Pro-Green”, Arsjad Rasjid berharap forum seperti AZEC akan mengundang kerja sama internasional lainnya yang lebih luas, sehingga dapat menjadi wadah penting untuk kolaborasi lintas negara dan sektor. Ia menekankan pentingnya menyelaraskan visi ini dengan kontribusi sektor swasta di Asia untuk memastikan transisi energi yang inklusif.

“Kami berbagi semangat yang sama dengan AZEC: ‘Asia’s Transition, Asia’s Solution, Asia’s Transition, Asia’s Pathway’. Narasi ini berpotensi menjadi narasi bersama dalam forum yang lebih besar nanti, misalnya di COP-29 di Azerbaijan. Namun, ini harus selaras secara inklusif dengan kontribusi sektor swasta di kawasan ini,” papar Arsjad.

Arsjad juga memaparkan bahwa AZEC Advocacy Group ini bukan sekadar mendorong kepentingan nasional, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi regional yang lebih inklusif. “Kami ingin memastikan bahwa kontribusi sektor swasta diakui dan diintegrasikan dalam upaya transisi energi yang berkelanjutan di Asia,” katanya.

Managing Director Keidanren, Arihiro Iwamura, menambahkan bahwa AZEC berperan sebagai platform untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon dapat dicapai secara bersamaan oleh industri di seluruh Asia. “AZEC dibentuk untuk mencapai dua target utama, yakni pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon, yang harus diwujudkan secara simultan oleh para pelaku industri di setiap negara di Asia,” ungkapnya.

See also  Pemerintah Segera Umumkan HPP Gabah dan Beras Terbaru

Sementara itu, President ERIA, Prof. Tatsuya Watanabe, menekankan bahwa keberhasilan transisi ekonomi berkelanjutan di Asia sangat bergantung pada kemampuan setiap negara untuk mengintegrasikan teknologi yang tepat, sambil tetap menghormati kebutuhan dan tantangan spesifik mereka masing-masing. “Negara-negara di Asia memiliki tujuan bersama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi optimal dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik setiap negara. Salah satu fokus utama kami adalah bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Ketua ASEAN-BAC Laos 2024, Oudet Souvannavong menyatakan bahwa diskusi pada pertemuan ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada pentingnya kolaborasi antar negara Asia. “Kolaborasi ini membutuhkan dukungan teknologi dan pendanaan yang memadai agar dapat diwujudkan secara efektif,” ujarnya.

AZEC Advocacy Group Roundtable mempertemukan para pemimpin bisnis, pemerintah, dan pakar energi untuk bertukar pengetahuan dan solusi terkait transisi energi. Agenda utama meliputi diskusi mengenai lanskap dan tantangan transisi energi di Asia, kerangka kerja nasional dan regional yang efektif, serta skema pembiayaan terbaik. Inisiatif ini juga menjadi bukti komitmen Kadin Indonesia dalam mendukung target emisi nol tahun 2060 atau lebih cepat sesuai dengan komitmen nasional Indonesia di bawah UNFCCC.

Berita Terkait

Penyelesaian Masalah Sampah Membutuhkan Komitmen Kepala Daerah
Hadiri IFIS 2025, Menteri PANRB Jabarkan Langkah Strategis Dukung Inklusi Keuangan
Menkeu RI dan Jepang Bahas Hadapi Kebijakan Tarif AS
Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih
Menteri Dody dan Gubernur Sulbar Bahas Dukungan Infrastruktur Irigasi
Kolaboratif Lintas Sektor, Kunci Sukses Pembangunan Daerah
Pertamina Turut Rayakan Puncak Perayaan Hari Buruh Internasional 2025
Mendes Yandri Ajak Warga Desa Kopo Sukseskan Kopdes Merah Putih

Berita Terkait

Wednesday, 7 May 2025 - 13:37 WIB

Penyelesaian Masalah Sampah Membutuhkan Komitmen Kepala Daerah

Tuesday, 6 May 2025 - 14:12 WIB

Menkeu RI dan Jepang Bahas Hadapi Kebijakan Tarif AS

Tuesday, 6 May 2025 - 13:14 WIB

Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih

Monday, 5 May 2025 - 18:54 WIB

Menteri Dody dan Gubernur Sulbar Bahas Dukungan Infrastruktur Irigasi

Monday, 5 May 2025 - 18:47 WIB

Kolaboratif Lintas Sektor, Kunci Sukses Pembangunan Daerah

Berita Terbaru

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan kehormatan tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025. Bill Gates tiba di halaman Istana Merdeka sekitar pukul 08.15 WIB. / foto istimewa

News

Prabowo Terima Kunjungan Bill Gates di Istana Merdeka

Wednesday, 7 May 2025 - 15:14 WIB

News

PGN Targetkan Bangun Jargas 44.000 SR di Surabaya

Wednesday, 7 May 2025 - 15:07 WIB

Berita Utama

Penyelesaian Masalah Sampah Membutuhkan Komitmen Kepala Daerah

Wednesday, 7 May 2025 - 13:37 WIB

Berita Terbaru

Zulhas: Apresiasi Jateng Bentuk 3.000 Kopdes Merah Putih

Wednesday, 7 May 2025 - 13:33 WIB