NKRI Harga Mati, Tidak Seharga Utang Dari China

Monday, 6 January 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 DAELPOS.com – Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati menjadi slogan yang selalu didengungkan di negeri ini. Khususnya, saat menghadapi rongrongan upaya dari dalam yang berusaha memecah melalui ideologi maupun gerakan separatisme.

Namun demikian, slogan itu seperti sunyi saat kedaulatan Indonesia diancam pihak asing. Seperti saat wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dilanggar oleh kapal-kapal milik pemerintah komunis China.

Bahkan sejumlah pejabat terkesan lunak. Ada yang berdalih China adalah negara sahabat, ada juga yang meminta masalah pelanggaran kedaulatan di Natuna tidak dibesar-besarkan.

Banyak kalangan menilai sikap lunak itu tidak terlepas dari peran China dalam pembangunan di Indonesia. Mulai dari pembiayaan proyek kereta cepat, sejumlah pelabuhan, hingga teranyar disebutkan China juga berinvestasi besar di calon ibukota baru.

“NKRI harga mati. Bukan seharga utang dari China,” geram Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule dalam akun Twitternya, Minggu (5/1).

Iwan meluapkan kegeraman itu lantaran slogan NKRI harga mati melempem gara-gara utang.

Padahal, sambungnya, Indonesia dan China setara. Sejarah juga membuktikan kedua negara sama-sama pernah dijajah bangsa Jepang.

Catatan sejarah Indonesia bahkan lebih unggul. Pasalnya, Indonesia pernah tegas menentang kehadiran bangsa Mongol, bangsa yang bagi China menakutkan sampai-sampai harus membuat tembok raksasa sebagai penghalang.

Di era Kerajaan Singosari, Raja Kertanegara pernah memotong dan merusak wajah utusan Mongol, Meng Qi sebagai tanda Singosari tidak sudi takluk.

“Mongol yang pernah buat China paranoid sampai harus bangun tembok besar, pernah kita potong telinganya ketika mau coba-coba sama kita. Kenapa sekarang kita yang jadi paranoid? Aneh. Iya nggak sih?” demikian Iwan Sumule.

See also  Gus Halim: Warga Harus Dilibatkan Dalam Indentifikasi dan Solusi Masalah Desa

Berita Terkait

Hadirkan Fasilitas Belajar Nyaman bagi Santri, HKI Perkuat Peran Pendidikan Keagamaan di Hari Santri Nasional
Wujudkan PU608, Kementerian PU Lakukan Pengembangan Kapasitas Pemimpin Masa Depan
Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat Jelang Nataru 2025-2026.
Hutama Karya Perkuat Portofolio Internasional: Progres Proyek Jalan Maliana di Timor Leste Capai 72,59%
Mendes Yandri Ajak GP Ansor Kolaborasi Sukseskan Pembangunan Desa
Wujudkan Asta Cita, Pertamina Gandeng Direktorat Jenderal Pajak Bangun Ekosistem UMKM Mandiri dan Taat Pajak
Penutupan Jalur Rafah Langgar Genjatan Sejata, BKSAP: Bantuan Mesti Tetap Masuk
PLN Icon Plus Tanam Pohon Kopi di Hutan Kota Sangga Buana, Perkuat Ekosistem Hijau Berkelanjutan

Berita Terkait

Wednesday, 22 October 2025 - 09:26 WIB

Hadirkan Fasilitas Belajar Nyaman bagi Santri, HKI Perkuat Peran Pendidikan Keagamaan di Hari Santri Nasional

Wednesday, 22 October 2025 - 00:00 WIB

Wujudkan PU608, Kementerian PU Lakukan Pengembangan Kapasitas Pemimpin Masa Depan

Tuesday, 21 October 2025 - 17:37 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat Jelang Nataru 2025-2026.

Tuesday, 21 October 2025 - 08:17 WIB

Hutama Karya Perkuat Portofolio Internasional: Progres Proyek Jalan Maliana di Timor Leste Capai 72,59%

Monday, 20 October 2025 - 23:32 WIB

Mendes Yandri Ajak GP Ansor Kolaborasi Sukseskan Pembangunan Desa

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Megapolitan

Tarif Foto Komersil RTH Pemprov DKI

Wednesday, 22 Oct 2025 - 09:13 WIB