DAELPOS.com – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, melaksanakan serangkaian kunjungan kerja di Provinsi Bali yang dimulai pada Hari Kamis, 22 Oktober 2020. Dalam pembukaan kunjungannya, Wamen LHK mengunjungi Kelompok Nelayan Pecinta Lingkungan (UD Sagara) yang aktif mengelola hamparan mangrove sehingga hasilnya dapat membangun perekonomian masyarakat setempat.
Kelompok Nelayan yang berdiri sejak tahun 2006 ini berada di pesisir timur Desa Adat Kedonganan, Kab. Badung, Bali, dengan zona tangkapan di Teluk Benoa Bali. Kelompok ini melakukan berbagai jenis usaha mulai dari penangkapan ikan dan kepiting mangrove, budidaya mangrove dan pengkayaan dan ekowisata mangrove dengan jumlah pendapatan rata-rata anggota 4,5 juta/bulan. Selain itu, Kelompok Sagara Ayu juga melakukan kegiatan bersih mangrove (pungut sampah dan bersih gulma) untuk menjaga ekosistem tetap baik. Potensi yang dimiliki kelompok ini adalah hamparan Mangrove yang luas dengan hasil tangkapan ikan dan kepiting mangrove mencapai 4,5 ton/bulan.
Wamen LHK merasa terkesan bahwa mangrove di Sagara Ayu dapat memberi manfaat yang luar biasa bagi kelompok nelayan disini. Selain bisa mengurangi abrasi pantai, peran mangrove lainnya yang juga tidak kalah penting adalah sebagai penyangga dari ombak dan tsunami. Mangrove yang bagus juga dapat berdampak baik bagi biota laut.
“Peran mangrove lain yang tidak kalah penting adalah perannya yang menyerap karbon dioksida. 1 hektar bisa 200 sampai sampai 300 ton yang disimpan di biomassa pohon, batang, ranting dan akar mangrove. Sementara di kndungan karbon di tanah (soil carbon) di ekosistem mangrove bisa mencapai 1.000-1.250 ton/ha. Hal ini sangat strategis untuk upaya pengendalian perubahan iklim. Karena adanya mangorve ini, coba dirasakan, pasti daerah disekitarnya terasa sejuk,” tambah Alue Dohong.
Anggota Komisi IV DPR RI, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, yang hadir dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas kunjungan Wamen LHK di masa pandemi. Dalam masa yang berat ini masyarakat Sagara Ayu mendapat atmosfer baru karena kehadiran Wamen LHK, sehingga dapat menambah semangat kelompok masyarakat ini dalam berkegiatan.
Ketua Kelompok Nelayan Sagara, I Wayan Suwita, menceritakan kembali bahwa Mangrove memang memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Setiap harinya kelompok nelayan merawat dan membina mangrove sehingga terlihat jelas dampak positifnya yaitu mangrove dapat menghadang hempasan air pasang yang sangat keras, dan saat ini pengikisan sudah sangat jarang terjadi. Selain itu juga biota laut yang ada beragam.
Kelompok Nelayan Sagara juga memiliki optimisme ke depan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, masyarakat mau brgerak di wisata mangrove dan mengembangkan potensi hutan mangrove dengan maksimal.
Dalam kesempatan ini, Wamen LHK juga memberi arahan langsung kepada Kepala Balai setempat agar mendukung dan memfasilitasi Kelompok Nelayan Sagara Ayu untuk memaksimalkan potensinya. Selain itu, potensi hutan mangrove Sagara Ayu seluas 6,3 hektar ini dapat terus dikelola dengan program padat karya, kemitraan konservasi, maupun perhutanan sosial.
“Kalau mangrove nya pulih, ikan dan kepiting bisa tambah bagus,” pungkasnya.
Selain mengunjungi Kelompok Nelayan Sagara Ayu, Wamen LHK, Alue Dohong, juga mengunjungi calon Embung di Pertigaan Mertasari (Tahura) bersama Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharawijaya Mantra.
Dalam kunjungan ini, turut hadir mendampingi Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Sekretaris Direktorat Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Direktur Pembenihan Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai, Perwakilan Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kepala Balai Besar UPT KLHK di Provinsi Bali Nusra, Kepala Dinas LHK Provinsi Bali dan perwakilan UPT Provinsi dan kota.