DAELPOS.com – Hujan lebat yang sempat mengguyur lokasi acara utama, tak menyurutkan semangat masyarakat menyambut kedatangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, dan Wakil Menteri LHK Alue Dohong akhir pekan kemarin (10/4/2021) di Kota Dumai.
Kegiatan diawali dengan penanaman mangrove bersama Sekdaprov Riau, Walikota dan Wakil Walikota Dumai, dan jajaran Forkompimda, di Pantai Purnama Kota Dumai. Mulai dari lokasi ini, Menteri LHK Siti Nurbaya telah menggelar rapat lapangan mengenai langkah-langkah yang bisa dilakukan pihaknya untuk membantu abrasi di Kota Dumai.
Kegiatan kemudian dilanjutkan ke Bukit Timah, dimana rangkaian acara utama digelar. Di lokasi ini, diserahkan secara simbolis berbagai bantuan dari KLHK, mulai dari bantuan peralatan sampah, bantuan pengembangan perhutanan sosial nusantara (Bang Pesona), dan bantuan Kebun Bibit Desa (KBD).
Hampir sepanjang ada kesempatan, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Walikota Dumai terlibat diskusi serius. Termasuk dengan Wakil Bupati Bengkalis yang turut hadir di Dumai. Bilamana ada persoalan LHK, Siti Nurbaya langsung memanggil pejabat terkait yang ikut mendampinginya. Rapat lapanganpun digelar dadakan.
Pada kunjungan kali ini, Siti Nurbaya memang membawa lebih dari selusin pejabat KLHK. Ikut dalam rombongan Staff Ahli Menteri LHK, Tenaga Ahli Menteri LHK, Sekditjen PSLB3, Sekditjen PPI, Direktur Konservasi Tanah dan Air, Ditjen PDASHL, Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat Ditjen PSKL KLHK, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, dan Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Ditjen PPI KLHK.
”Mengapa saya bawa sebanyak ini? karena persoalan Riau banyak dan harus segera diselesaikan. Kita tidak lagi bicara potensi, tapi aksi konkrit di lapangan,” tegas Menteri Siti.
Rombongan Menteri Siti Nurbaya melanjutkan peninjauan ke Pantai Marina, yang direncanakan akan menjadi calon lokasi Ekowisata Taman Satwa. Walikota Dumai, Paisal menjelaskan bahwa mereka akan memanfaatkan lahan seluas 40 ha milik Pemko yang terletak di lokasi ini.
Rencana pembangunan eko wisata taman satwa akan dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona burung atau unggas, zona mamalia zona buas, zona edukasi, zona rekreasi, dan zona konservasi.
”Harapan kami dengan adanya ekowisata taman satwa ini, semoga akan menambah kunjungan wisatawan ke Kota Dumai. Apalagi sekarang sudah ada tol Pekanbaru-Dumai,” kata Paisal saat rapat lapangan di Pantai Marina. Banyak arahan-arahan yang diberikan Menteri Siti untuk dukungan pengembangan lokasi ini.
Setelah mengunjungi Daops Manggala Agni Dumai, pembahasan mengenai pembangunan lokasi wisata berlanjut ke TWA Sungai-Dumai. Lokasi yang berada di bawah BKSDA Riau ini diharapkan dapat ditingkatkan sarana prasarananya sehingga menambah ikon wisata Kota Dumai.
Tak cukup hanya di Kota Dumai, kegiatan berlanjut di Pekanbaru, Sabtu (11/4) malam. Menteri LHK dan Wamen LHK menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PPI KLHK) dengan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (FIA Unilak) Pekanbaru.
”Kerjasama dengan FIA Unilak terkait agenda perubahan iklim ini penting dan akan meluas nanti ke Universitas lainnya di Riau. Saya sudah minta pada Wakil Menteri dan Staff Khusus Menteri Prof.Winarni untuk terus mengikuti perkembangan. Karena yang paling penting untuk kerja lingkungan adalah kerja lapangan, kampanye keterlibatan masyarakat, dan guidance keilmuan,” kata Menteri Siti.
Untuk target pembentukan 20.000 kampung iklim di 2024, selain kalangan akademisi juga akan dilibatkan kalangan dunia usaha untuk memberikan perhatian pada Desa atau Kampung Iklim yang berada di wilayah kerjanya.
Usai kegiatan penandatanganan PKS, Menteri LHK mengumpulkan jajarannya untuk mendengarkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Walikota Dumai, Bupati Bengkalis, dan Bupati Siak.
Pada pertemuan ini selain mendiskusikan berbagai persoalan di daerah, Menteri LHK Siti Nurbaya terus memberikan arahan-arahan langsung pada jajarannya untuk mencari solusi terbaik bagi kepentingan rakyat.
”Berbagai persoalan LHK di daerah terutama di Riau, terus saya ikuti dan ada beberapa diantaranya harus melalui penyelesaian yang memerlukan waktu dan pendekatan khusus dengan melibatkan kerjasama multipihak. Sifatnya prioritas dan segera,” tegas Menteri Siti.
Beberapa yang menjadi catatan dari tiga daerah Tingkat II ini adalah percepatan Perhutanan Sosial, TORA, penataan kawasan, pusat konservasi Harimau Sumatera di Siak, pengembangan kawasan wisata Marina Rupat antara Dumai dan Bengkalis, pengendalian perubahan iklim yang sudah mulai dirasakan masyarakat di tiga daerah ini, serta berbagai masalah krusial lainnya di tingkat tapak.
”Saya ingatkan kepada Kepala Daerah untuk lebih aktif dan harus cepat menangkap peluang yang ada, terutama setelah lahirnya UU Cipta Kerja yang sangat berpihak kepada kesejahteraan masyarakat. KLHK tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan atau bahkan dorongan dari unsur Pemda di tingkat bawah,” kata Menteri Siti.
”Seluruh jajaran KLHK juga harus terus bekerja keras menyikapi berbagai masalah di Pemda. Harus dicarikan jalan keluar untuk kesejahteraan masyarakat, dan itu butuh kerja bersama pemerintah pusat dan daerah,” tambahnya.
Menutup rangkaian kegiatannya yang padat, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan ucapan khusus bagi masyarakat Riau, menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
”Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga niat baik dan kerja keras kita menyelesaikan berbagai persoalan di Riau, mendapat ridho Allah SWT,” tutupnya.(*)