DAELPOS.com – Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengalami lonjakan drastis di Indonesia. Per 16 Juni 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien positif corona di Tanah Air berjumlah 1.937.652 orang. Bertambah 9.944 orang dari hari sebelumnya, kenaikan harian tertinggi sejak 22 Februari 2021.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 7.563 orang per hari. Melonjak dibandingkan rata-rata 14 hari sebelumnya yaitu 5.619 orang per hari. Lantas, apakah sudah saatnya Pemerintah lebih tegas dalam membatasi kegiatan rakyat? Apakah sudah saatnya Indonesia menerapkan karantina wilayah alias lockdown?
Menanggapi masalah itu, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar menyebut bahwa Pemerintah harus segera memperketat pembatasan aktivitas masyarakat. Ini perlu dilakukan untuk menyetop sebaran Covid-19 agar tidak meluas sekaligus ikhtiar menyelamatkan nyawa.
“Kondisi saat ini tentu saja membuat kita semua cemas. Varian virus sudah masuk di Indonesia. Varian delta dan alpha sudah mendominasi. Harus ada keberanian melakukan karantina di wilayah yang sedang meningkat kasusnya,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Jumat, 18 Juni 2021.
Meski begitu, Wakil Ketua DPR RI ini mengingatkan lockdown bakal berdampak sangat signifikan. Berkaca pada pengalaman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal II-2020, ekonomi Ibu Pertiwi `mati suri`. Pengangguran melonjak, kemiskinan semakin marak, gara-gara `roda` ekonomi yang tidak bergerak.
Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat pengangguran mencapai 7,07%, Ini adalah yang tertinggi sejak Agustus 2010. Kemudian per September 2020, tingkat kemiskinan naik ke 10,19%, tertinggi sejak Maret 2017. Tingkat kemiskinan yang susah payah diturunkan ke satu digit sudah kembali menyentuh dua digit.
“Pasti ada risiko, itu pasti. Satu sisi memang pemulihan ekonomi dan kesehatan harus berjalan beriringan, tapi kalau sudah kondisi genting seperti sekarang sebaiknya kesehatan dan nyawa diutamakan. Karena kalau manusianya tidak sehat tentu saja ekonomi ikutan tidak sehat,” tutur Gus Muhaimin.
Sebelumnya, Provinsi Jawa Barat kini menduduki posisi pertama kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia. Hingga Kamis, 17 Juni 2021 pagi, jumlah kasus Covid-19 di Jawa Barat melonjak menjadi 330.336 kasus. Tak hanya Jawa Barat, Bandung Raya kini menjadi wilayah Siaga 1. Akibat hal tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial menerapkan lockdown selama 14 hari dengan cara penutupan jalan.
Sementara di Jawa Tengah, ada 151 RT yang tersebar di 38 desa di 11 kecamatan Kabupaten Pati di-lockdown lokal untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Pati. Pemerintah setempat menyebut lockdown diterapkan karena wilayah tersebut masuk dalam kategori zona merah virus Corona.
Berbeda lagi dengan klaster Lapas di Slemen. Ada 275 orang di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta yang dinyatakan positif COVID-19. Mereka bukan hanya warga binaan, melainkan ada petugas lapas. Mereka diduga tertular dari petugas lapas yang sempat pulang kampung.