DAELPOS.com – Pemerintah Indonesia mengajukan inisiatif G20 Digital Innovation Network. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menegaskan hal itu sebagai bentuk kolaborasi Presidensi G20 Italia dan Presidensi G20 Indonesia dalam membangun dan memfasiltasi inovasi digital global.
“Untuk memastikan kepatuhan terhadap standar tinggi dan dampak yang berkepanjangan dari Liga Inovasi G20 tahun ini, dengan senang hati kami mengumumkan kolaborasi antara Presidensi G20 Italia dan Presidensi G20 Indonesia dalam organisasi G20 Digital Innovation Network tahun depan,” jelasnya dalam Forum Internasional G20 Innovation League 2021 yang berlangsung virtual dari Jakarta, Minggu (10/10/2021).
Dalam forum yang berlangsung di tengah Pertemuan G20 di Sorento, Italia itu, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyatakan inisiatif itu merupakan kesepakatan bersama Presidensi Italia dan Indonesia untuk mengembangkan inovasi sektor digital. Menurutnya, Presidensi G20 Italia menyelenggarakan Liga Inovasi G20 untuk membangun dan menfasilitasi kerjasama antara pemerintah dan pelaku inovasi swasta (startup, venture capital, serta korporasi) dalam skala global.
“Kedua presidensi telah sepakat untuk melanjutkan komunikasi secara intensif guna memastikan penyelenggaraan G20 tahun depan dapat memanfaatkan key learnings dan network tahun ini,” ungkapnya.
Dirjen Semuel mengapresiasi penyelenggaraan Liga Inovasi G20 yang melibatkan lebih dari seratus startup dan seratus Venture Capitals dari G20 dan negara-negara tamu. Mereka hadir bertemu secara fisik maupun daring guna saling berbagi pengalaman dan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global di berbagai sektor seperti Cleantech, AI, IoT and Wearables, Green and Smart, serta Mobility and Healthcare.
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami, Indonesia, untuk berpartisipasi dalam Liga Inovasi G20. Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengakui dan memberi apresiasi terhadap Presidensi G20 Italia yang telah berhasil menggagas dan menginisiasi acara ini,” ungklapnya.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menegaskan Presidensi G20 Indonesia membagikan visi yang sama dalam mempromosikan kerjasama global antara pelaku inovasi publik dan swasta.
“Jadi, kami berkomitmen untuk melanjutkan acara ini selama Presidensi G20 Indonesia tahun depan. Kami berharap dapat menjunjung standar tinggi yang telah ditetapkan Presidensi G20 Italia untuk acara tersebut, sambil memberi upaya terbaik kami dalam membawa acara ini ke level berikutnya,” ungkapnya.
Pulihkan Ekonomi
Dirjen Semuel menyatakan dalam Forum G20, Pemerintah Indonesia menegaskan pandemi Covid-19 sebagai tantangan global. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 tahun depan, memfokuskan pada pemulihan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan berkelanjutan.
“Presidensi G20 Indonesia telah mengumumkan tema besarnya, yakni “Recover Together, Recover Stronger”. Tujuan kami adalah untuk mengatasi dampak pandemi dan mendapatkan kepercayaan global. Tidak hanya akan pulih, tetapi G20 akan kembali lebih kuat dengan mendukung produktivitas, menciptakan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan inklusif berkelanjutan,” jelasnya.
Pemerintah Indonesia juga meyakini ekosistem digital penting dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi yang lebih kuat. Oleh karena itu, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyatakan Indonesia berkomitmen memberdayakan bisnis digital dan menciptakan masyarakat digital untuk menghasilkan ekosistem digital yang menyeluruh.
“Komitmen G20 dalam mempromosikan ekonomi digital global akan ditingkatkan dengan merangkul potensi startup. Kita harus mendukung startup yang sedang berkembang dengan menyediakan platform bagi mereka untuk mengembangkan bisnis dan go global,” jelas Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.
Menurut Dirjen Semuel, pembangunan ekosistem itu mencakup pengembangan jaringan yang memungkinkan pelaku inovasi, perusahaan investor teknologi pemula dan pemerintah membangun kemitraan.
“Jaringan Inovasi Digital G20, kelanjutan dari Innovation League G20, hadir untuk mewujudkan upaya tersebut,” tandasnya.
Upaya itu menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo juga dilatari pengalaman Indonesia dalam mengembangkan ekosistem ekonomi digital di tanah air. Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang menggunakan media sosial paling aktif di dunia. Sekitar 39% penduduk merupakan pengguna internet di Asia Tenggara, sementara pertumbuhan ekonomi internet Indonesia diperkirakan akan mencapai 11% year-on-year.
“Sebagai negara yang memiliki 202,6 juta pengguna internet dan 170 juta pengguna aktif media sosial, Indonesia memiliki startup teknologi bernilai miliaran dolar di Asia Tenggara. Negara peringkat nomor 5 dalam jumlah startup tertinggi di dunia. Dengan ekosistem startup yang tumbuh pesat, ekonomi internet Indonesia diprediksi mencapai USD 124 miliar pada tahun 2025,” paparnya.
Dirjen Semuel menyatakan, selama pandemi Covid-19, ekonomi internet Indonesia tetap tangguh. Bahkan, dalam menghadapi perlambatan global.
“Selama masa-masa sulit ini, sektor e-Commerce tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama, meningkat sebesar USD11 miliar, mengimbangi kontraksi USD7 miliar di sektor travel,” ujarnya seraya menyebutkan optimistisme Indonesia juga didukung fakta konsumen dan pelaku UMKM mulai berjualan online dan angka terbaru tersebut.
Bahkan, dalam 1,5 tahun terakhir Indonesia telah menyambut kehadiran 3 unicorn baru, di mana salah satunya, Ajaib, platform perdagangan saham online Indonesia. Menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, hanya membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk mencapai status unicorn.
“Dengan latar belakang tersebut, kami yakin Indonesia dapat berbagi pembelajaran berharga kepada negara-negara G20 lainnya, sekaligus berharap dapat bertukar ilmu dengan negara lain, terutama dari berbagai kawasan,” ungkapnya.
Dalam acara yang berlangsung hibrida itu, hadir pula Menteri Luar Negeri dan Internasional Kerjasama Republik Italia, Luigi Di Maio; Menteri untuk Inovasi Teknologi dan Digital Transisi Republik Italia, Vittorio Colao; Wakil Menteri Luar Negeri Italia untuk Urusan Asing, Manlio Di Stefano; Duta Besar Indonesia untuk Republik Italia, H.E. Esti Andayani; serta Presiden Badan Perdagangan Italia, Carlo Maria Ferro.