Gus Ami: Indonesia Presidensi G20 Karena Jokowi Hebat

Monday, 1 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Indonesia untuk pertama kalinya dipercaya negara-negara dunia sebagai Presidensi G20 selama setahun ke depan. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, Presidensi G20 menjadi bukti pengakuan dan kepercayaan dunia kepada Indonesia.

“Presidensi G20 menjadi bukti pengakuan dan kepercayaan dunia kepada negara kita tercinta. Pengakuan ini saya lihat karena pak Jokowi hebat. Jadi kalau ditanya kenapa dunia percaya? Ya jawabannya cuma satu, itu berkat pak Jokowi,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Minggu, 31 Oktober 2021.

Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan, kepercayaan dunia kepada Presiden Jokowi atasnama Indonesia sebagai leader G20 tersebut membangkitkan optimisme yang dibangun untuk bangkit di tengah transisi kepemimpinan.

Selain itu, Gus Muhaimin tak menampik jika dirinya bersama dengan PKB juga terus mendorong optimisme dalam membangun kepercayaan dunia bagi Indonesia. Menurut Gus Muhaimin, perjuangan Jokowi mengangkat nama baik Indonesia di dunia senafas dengan perjuangan PKB.

“PKB terus berupaya dan ikut berkontribusi menanamkan kepercayaan dunia bagi Indonesia. Banyak sekali kegiatan-kegiatan internasional yang kita lakukan, mau itu politik, ekonomi, dan lingkungan. Jadi saat Indonesia diberi amanah Presidensi G20, itu sama artinya pak Jokowi PKB banget,” tutur Gus Muhaimin.

Gus Muhaimin berharap agar momentum Presidensi G20 ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia. Ada empat prinsip universal yang dititipkan Gus Muhaimin agar turut diperjuangkan dalam G20 nanti. Pertama, prinsip adil dan sederajat tanpa memandang suku dan agama.

Kedua, prinsip menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi terhadap bangsa lain. Ketiga, prinsip menerima dan menghormati hukum negara sebagai tatanan yang mengikat.

See also  Sambut Anies Baswedan, H. Mansyur Siap Sembelih 15 Ekor Sapi

“Dan prinsip yang keempat adalah Indonesia juga perlu mendorong ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, gotong royong, dan keadilan sosial. Keempat prinsip ini saya yakini bisa menjadi pintu stabilitas dunia, dan juru kuncinya adalah Indonesia melalui forum G20 nanti,” tutur Gus Muhaimin.

Untuk diketahui, forum G20 terdiri dari 20 negara yaitu AS, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Indonesia, Prancis, Rusia, ditambah Uni Eropa. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.

Secara umum, G20 menjadi representasi perekonomian dunia dan memiliki posisi strategis. Negara-negara yang tergabung di G20 ini menguasai 85% PDB dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan dunia, dan 66% populasi dunia.

Berita Terkait

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan
Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah
Terus Memanas, For Papua MPR RI Serukan Papua Damai
Gunhar Ajak Bersatu dalam Perbedaan

Berita Terkait

Saturday, 5 July 2025 - 15:25 WIB

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Friday, 20 June 2025 - 14:59 WIB

Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Thursday, 19 June 2025 - 17:44 WIB

Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden

Berita Terbaru