DAELPOS.com – Anggota DPR RI asal Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin (Putkom) berharap, APBN 2023 bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, dalam tema KEM-PPKF dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023 yang menyelipkan frasa inklusif, tentu mengandung makna dan harapan yang luar biasa untuk masyarakat.
“Bagaimana agar kue pembangunan harus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok negeri. Tak terkecuali, Daerah Pemilihan saya yang berada di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta,” kata Putkom dalam keterangan persnya, Kamis (2/6/2022).
Anggota Komisi XI DPR ini mengharapkan, APBN 2023 juga dapat menjawab persoalan yang dialami masyarakat di daerah pemilihannya, melalui program dan kegiatan.
Sebagai informasi, pemerintah menetapkan tema KEM-PPKF RAPBN dan RKP tahun 2023 yaitu Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.
“Meski hanya beberapa jam dari pusat ibu kota saat ini, namun nyatanya, kami masih dihadapkan dengan berbagai persoalan klasik. Seperti kurang optimalnya sarana pendidikan dan kesehatan, persoalan kesejahteraan guru honorer dan aparat desa, kerusakan infrastruktur jalan di pedesaan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Putkom menjelaskan, bahwa konstituennya masih mengalami kesulitan untuk mengakses keuangan formal.
“Masih banyak yang bergantung pada rentenir dan bank emok ilegal dengan tawaran bunga yang mencekik,” tegasnya.
Putkom menuturkan, akses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun masih terhalang persyaratan agunan oleh pihak perbankan yang seharusnya tidak diperlukan.
“Petani pun sering mengeluhkan sulitnya akses mendapatkan pupuk bersubsidi. Padahal, daerah pemilihan kami menjadi lumbung pangan nasional yang tentu berperan penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan global,” tegasnya.
Dalam dokumen KEM-PPKF, pemerintah mengusulkan postur RAPBN tahun 2023 dengan penerimaan negara pada kisaran 11,19-11,70 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta belanja negara mencapai 13,80-14,60 persen terhadap PDB. Selain itu, defisit juga diarahkan kembali di bawah 3 persen antara 2,61 sampai dengan 2,90 persen terhadap PDB.
Oleh karena itu, Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar ini juga mendorong agar arah kebijakan belanja dalam APBN Tahun 2023 difokuskan untuk terus mengangkat kesejahteraan masyarakat bawah, memperluas inklusi keuangan, serta mereduksi ketimpangan pembangunan.
“Pemerintah perlu berkomitmen untuk mewujudkan belanja yang berkualitas dan tepat sasaran yang memang langsung menyentuh lapisan masyarakat. Apalagi ancaman risiko inflasi yang tinggi juga berpotensi untuk meningkatkan kemiskinan. Makanya, melalui belanja negara, APBN berperan sentral untuk melindungi masyarakat dari ancaman tersebut. Terlebih, tahun depan kita harus kembali pada disiplin fiskal dan tidak adanya dukungan pendanaan dari Bank Indonesia,” tutupnya.