Gencarkan Tranformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi, Bahlil Ajak Investor Datang ke Indonesia

0
5

DAELPOS.com – Membuka Paviliun Indonesia pagi hari ini waktu Davos, Swiss (18/1), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan fokus Pemerintah Indonesia pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau dalam pidato kuncinya saat membuka panel diskusi yang bertajuk Pembangunan Ekonomi Indonesia Melalui Hilirisasi Industri dan Kemitraan Inklusif.

Menteri Bahlil memaparkan bahwa arah kebijakan hilirisasi investasi strategi Pemerintah Indonesia yang tidak hanya untuk sumber daya nikel, melainkan ada 8 sektor prioritas yaitu mineral, batubara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan 21 komoditas. Kebijakan ini sudah berjalan dan direncanakan nilai investasinya hingga tahun 2035 akan mencapai USD545,3 miliar.

“Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang fokus menjalankan proses nilai tambah di negaranya sendiri. Ini semua sudah berjalan, ini sudah dimulai. Kami mengundang investor untuk datang membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar. Kami ditugaskan Presiden untuk memberikan jaminan percepatan perizinan kepada investor,” ucap Bahlil.

Menteri Bahlil juga menyampaikan bahwa perjuangan Indonesia menginisiasi hilirisasi mendapatkan pertentangan luar biasa dari dunia. Namun, hilirisasi ini adalah jalan tengah untuk Indonesia berubah dari negara berkembang menuju negara maju. Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya ingin menapaki anak tangga yang sama dengan negara maju. Hilirisasi tidak hanya untuk menguntungkan para pengusaha dan investor, tetapi juga berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM yang ada di daerah agar tumbuh bersama-sama.

Turut hadir menjadi panelis dalam sesi diskusi ini antara lain Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Anindya Bakrie Direktur Utama Bakrie & Brothers, Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand, dan President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Keempat panelis ini berdiskusi mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan hilirisasi di Indonesia dan bagaimana kerja sama yang inklusif dapat membantu menangani tantangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada sesi panel, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa Pertamina mendukung program hilirisasi melalui pengembangan infrastruktur untuk ekosistem kendaraan listrik serta mencapai Net Zero Emission melalui transisi energi. Menurut Nicke, diperlukan kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang untuk melaksanakan transisi energi menuju energi hijau.

“Tantangan terbesar dalam transisi energi adalah pembiayaan, teknologi, dan kesiapan sumber daya manusia. Kerja sama global dengan aksi nyata antara negara merupakan kunci untuk memperlancar transisi energi,” ungkap Nicke.

Sesi panel ini merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Paviliun Indonesia, diselenggarakan bersamaan dengan gelaran kegiatan World Economic Forum (WEF) 2023 yang diadakan setiap tahun di Davos, Swiss mulai tanggal 16-20 Januari 2023. Penyelenggaraan Paviliun Indonesia 2023 ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dengan KADIN dan didukung oleh Kementerian/Lembaga lainnya. Paviliun Indonesia juga menghadirkan berbagai produk dan budaya khas Indonesia untuk dinikmati seluruh delegasi WEF dari belahan dunia lainnya. Paviliun Indonesia ini telah hadir sejak tahun 2018 lalu dan menjadi ikon Indonesia di WEF Davos.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here