PAN Minta Mendikbud Masukkan KH. Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia

Tuesday, 20 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Partai Amanat Nasional mengkritik Mendikbud karena hilangnya nama KH. Hasyim Asy’ari dari Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud.

Padahal buku ini menjadi salah satu rujukan pengajaran mata pelajaran sejarah.

Menurutnya, Mendikbud melakukan ‘hattrick’ kecerobohan. Setelah hilangnya frasa ‘Agama’ dalam peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035, beberapa hari lalu ‘hilangnya’ mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP dan sekarang ‘hilang’ juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari kamus sejarah Indonesia.

“Saya heran kenapa Mas Menteri makin ngawur,” ujar Guspardi, dilansir dari Baladena.id, Selasa (20/4/2021).

“Tentu kita kecewa atas terbitnya kamus sejarah Indonesia ini. Pada sampul kamus itu memuat foto KH. Hasyim Asy’ari tetapi tidak adanya narasi dan keterangan terkait kiprah dan jejak sejarah serta ketokohan beliau, baik sebagai pendiri NU maupun sebagai Pahlawan Nasional. Jangan lupakan jasa ulama terhadap bangsa ini,” sambung Politisi PAN ini

Legislator asal Sumbar ini menambahkan, dalam kamus sejarah Indonesia telah terjadi informasi kesejarahan yang hilang dan bisa berpotensi kepada pengkaburan sejarah.

Guspardi mengungkapkan, jika dibiarkan akan berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik karena adanya informasi kesejarahan yang tidak akurat.

Apalagi buku sejarah, lanjutnya, menjadi salah satu rujukan pengajaran mata pelajaran sejarah dan bisa di-download secara gratis sehingga bisa tersebar secara massif.

“Oleh karena itu, Mendikbud harus segera menarik kamus sejarah Indonesia dari peredaran. Lakukan evaluasi dan revisi pada isi konten guna meluruskan kejanggalan informasi yang ada didalamnya. Agar tidak terjadi mata rantai yang terputus dan tidak utuh dalam sejarah perjalanan bangsa,” tutur Guspardi.

“Kemendikbud juga diminta lebih teliti dan berhati-hati dalam menentukan tim penyusun sejarah, sehingga tidak terulang lagi kesalahan disinformasi yang berpotensi menjadi polemik serta kontroversi,” pungkas Anggota Komisi II DPR RI tersebut.

See also  Jokowi Lakukan Kunjungan Kerja ke Australia dan Papua Nugini

Berita Terkait

Mencari Pengganti Hasan Nasbi, Saiful Huda Ems Sebut Haidar Alwi Paling Mumpuni
Yulian Gunhar Gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Desa Kenten Laut, Banyuasin
Hari Kartini, Puan: Perempuan RI Harus Berani Bersuara
Perkuat Kolaborasi, Mendes Yandri Ingin GP Ansor Manfaatkan Jaringan Dukung Pembangunan Desa
Haidar Alwi: Perubahan Pemerintahan Trump BUKAN Bom Waktu Bagi Ekonomi Indonesia.
Delegasi Israel Walkout, Ketua BKSAP DPR RI FPKS: Negara Dunia Dukung Palestina Merdeka
Haidar Alwi: Narasi Tempo Tentang Sufmi Dasco Ahmad Menyimpang dari Etika, dan Fakta Tak Lagi Jadi Landasan
Hasanuddin Siaga 98′ KPK dan Danantara

Berita Terkait

Wednesday, 30 April 2025 - 07:51 WIB

Mencari Pengganti Hasan Nasbi, Saiful Huda Ems Sebut Haidar Alwi Paling Mumpuni

Tuesday, 22 April 2025 - 12:57 WIB

Yulian Gunhar Gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Desa Kenten Laut, Banyuasin

Monday, 21 April 2025 - 20:20 WIB

Hari Kartini, Puan: Perempuan RI Harus Berani Bersuara

Monday, 14 April 2025 - 10:34 WIB

Perkuat Kolaborasi, Mendes Yandri Ingin GP Ansor Manfaatkan Jaringan Dukung Pembangunan Desa

Wednesday, 9 April 2025 - 19:32 WIB

Haidar Alwi: Perubahan Pemerintahan Trump BUKAN Bom Waktu Bagi Ekonomi Indonesia.

Berita Terbaru