Habib Syakur Ingatkan BNPT Jangan Cepat Simpulkan IKN Steril dari Terorisme dan Radikalisme

Tuesday, 1 March 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid, ( Foto Istimewa )

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid, ( Foto Istimewa )

DAELPOS.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid, mengingatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk tidak cepat menyimpulkan bahwa ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan, steril dari ancaman potensi radikalisme dan terorisme. Pangkalnya, kelompok radikal dan intoleran ialah manusia yang selalu bergerak, tidak berhenti di satu wilayah dalam menyebarkan paham-paham menyimpang mereka.

“Dari kalangan kelompok radikalisme itu masih belum merasakan efek jera. Apalagi, banyak kelompok radikal yang menganalogikan bahwa khilafah itu mulia dan murni untuk berjuang menegakkan keadilan, sedangkan demokrasi itu murni kehancuran dunia. Ini harus diperhatikan,” kata Habib Syakur, dalam keterangannya, Selasa (1/3/2022).

Habib Syakur meminta BNPT maupun Densus 88 Antiteror untuk selalu waspada dan memperhatikan pergerakan dakwah-dawkah dari organisasi keagamaan yang sudah dilarang oleh pemerintah. Karena, patut diduga oknum dari kelompok ini tidak jera untuk selalu menyebarkan paham-paham khilafah, yang takutnya berujung pada radikalisme dan intoleran.

“Pemahaman ini gampang masuk ke dalam individu yang jelas pada puncaknya sangat meresahkan seluruh masyarakat. Jadi saya menyalahkan BNPT terlalu dini jika berpendapat demikian menjamin keamanan ibu kota negara baru. Pada intinya, kita wajib ikhtiar dunia, kita tawakkal kepada Allah SWT. Dalam ikhtiar itu kan harus ada kehati-hatian yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Ketimbang mengeluarkan pernyataan yang hanya pemanis, menurut Habib Syakur, lebih baik BNPT melakukan pendataan, serta menganalisasi ASN serta para kepala daerah yang berpotensi disusupi paham radikal.

Selain itu, BNPT juga wajib mendukung semangat nasionalisme rakyat Indonesia. BNPT harus berdialog dengan Kementeria Dalam Negri, dan lembaga negara lainnya, untuk menginisasi penghargaan kota toleransi. Dengan adanya predikat kota toleransi, masyarakat semakin mencintai daerahnya, dan akan selalu menjaga dari penyusupan paham-paham radikal dan intoleran.

See also  Dr Salim Segaf Kunjungi Korban Gempa Cianjur, PKS Komitmen Melayani Rakyat

“Ini aspirasi masyarakat. Karena masyarakat khawatiran sudah terlalu banyak propaganda-propaganda radikalisme dan intoleran,” tukas Habib Syakur.

Sebelumnya, BNPT memastikan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, steril dari ancaman dan potensi radikalisme dan terorisme.

Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme R Ahmad Nurwakhid saat memberikan sambutan dalam kunjungan silaturahmi kebangsaan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, pada Rabu (23/2/2022) lalu.

Dalam sambutannya, Nurwakhid menjelaskan kunjungan BNPT ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi antara BNPT dengan pemerintah daerah melalui ajang kegiatan silaturahmi kebangsaan.

Sesuai dengan mandat dan wewenang kelembagaannya, BNPT ingin memastikan Kaltim yang telah ditetapkan sebagai IKN steril dari ancaman dan potensi radikalisme dan terorisme.

“IKN tidak bisa dilepaskan dari kesiapan ketahanan nasional yang meliputi seluruh aspek kehidupan bernegara seperti ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Di Kaltim ini aspek ketahanan nasional itu relatif lebih baik dibandingkan dengan wilayah yang lain,” kata Nurwakhid.

Berbicara tentang ancaman terorisme, lanjutnya, tidak hanya bisa dilihat dari aspek aksi kekerasan, tetapi juga harus dilihat dari hulunya seperti ideologi radikal, sikap intoleran dan eksklusif.

Karena itulah, Kaltim sebagai calon ibu kota baru harus steril tidak hanya dari ancaman kekerasan, tetapi juga ideologi kekerasan dan kebencian tersebut.

Menurut Nurwakhid, intoleransi sesungguhnya merupakan awal dari radikalisme dan terorisme. Sikap yang tidak senang terhadap keragaman akan mendorong lahirnya pemahaman yang radikal yang pada akhirnya berwujud dalam aksi teror.

Berita Terkait

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah
Terus Memanas, For Papua MPR RI Serukan Papua Damai
Gunhar Ajak Bersatu dalam Perbedaan
Kutuk Israel atas Serangan ke Diplomat, Mardani Ali Sera akan gabung Aksi #PKSbersamaGaza

Berita Terkait

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Friday, 20 June 2025 - 14:59 WIB

Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Thursday, 19 June 2025 - 17:44 WIB

Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden

Tuesday, 10 June 2025 - 10:13 WIB

Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Menteri PU Tegaskan Komitmen Pembangunan Infrastruktur Papua

Wednesday, 2 Jul 2025 - 12:32 WIB

Nasional

Indonesia-Selandia Baru: Kolaborasi Ekonomi Hijau Menguat

Tuesday, 1 Jul 2025 - 19:02 WIB

Nasional

Kemenpar Sasar Pasar MICE Tiongkok Lewat Business Matching

Tuesday, 1 Jul 2025 - 18:49 WIB

Ekonomi - Bisnis

BRI Fokus Langkah Transformasi di Seluruh Aspek

Tuesday, 1 Jul 2025 - 18:43 WIB