DAELPOS.com – WAKIL Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Perempuan Bangsa (PB) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Tanri Nangga menegaskan, kendati Indonesia menerapkan kuota perempuan keterwakilan perempuan 30 persen dalam politik, namun budaya patriaki di pedesaan masih sangat dominan.
“Kalau di kota mungkin ruang itu sudah mulai ada, tapi di desa-desa itu perlu kita tingkatakan. PKB Sulsel punya tugas mengatasi hal itu, mengakomodir perempuan supaya mereka bisa lebih cerdas dan meningkatkan kemampuan mereka khususnya dalam politik,” katanya, kemarin.
Menurut dia, perempuan dalam ranah politik harus menjadi perhatian khusus. Representasi perempuan ikut dalam politik diharapkan dapat menyampaikan aspirasi serta kepentingan perempuan yang selama ini dianggap kurang tersampaikan.
“Mengingat Kota Makassar akan melakukan Pemilihan Wali Kota Makassar tahun 2020 mendatang, saya berharap agar perempuan juga bisa ikut terlibat mencalonkan diri,” kata Andi Tanri Nangga.
Andi Tanri Nangga berkata, Pilkada lalu sudah ada nama Cicu dengan Indah dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota Makassar. Dia berharap perempuan tidak hanya berada di posisi wakil, mereka harus ada yang berani menjadi kosong satu.
“Itu yang sangat saya harapkan,” ucapnya.
Di tempat sama, Sekretaris DPW PB Sulsel, Muslimah Zuhdi mengatakan, DPW PB Sulsel tegah membentuk kepengurusan di tingkat kabupaten/kota agar kedepan bisa lebih intens dalam mengadakan pelatihan-pelatihan khusunya bagi perempuan.
“Kita akan merekrut dan membentuk kader-kader bangsa yang lebih potensial dan siap untuk terlibat dalam politik dan perempuan bangsa untuk Kota Makassar. Kita akan buat program-program yang langsung menyentuh masyarakat,” katanya.
Untuk saat ini, kata dia, PB Sulsel belum terlalu besar berbeda dengan PB yang ada di pulau Jawa. Dimana mereka itu sudah memiliki jabatan-jabatan yang stategis seperti menteri dan jabatan lainya.
“Kalau di Jawa itukan mulai dari pesantern dilatih beda dengan kita di Sulsel, tapi saat ini kita juga sudah mulai bergerak,” katanya.