DAELPOS.com – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria, menegaskan bahwa desa memiliki peran krusial dalam mencapai target Net Zero Emission 2060. Dengan luas wilayah desa yang mencakup 73% dari total wilayah Indonesia, desa-desa di Tanah Air menyimpan potensi besar untuk mendukung transisi energi bersih.
Dalam Diskusi Publik Optimalisasi Pemberdayaan Peran Desa dalam Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) Mewujudkan Net Zero Emission di Gedung Makarti Muktitama, Kamis (6/3/2025), Wamendes Ariza menekankan bahwa perubahan besar dalam peradaban energi sedang terjadi. Dunia tengah bergerak dari ketergantungan pada minyak, gas, dan batu bara menuju era energi baru terbarukan.
“Sumber energi masa depan tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil, tetapi pada energi yang terbarukan dan berkelanjutan. Pergeseran ini adalah peluang besar bagi desa-desa di Indonesia untuk menjadi pusat energi bersih dan mandiri,” ujar Ariza.
Desa sebagai Garda Terdepan Transisi Energi
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa, mulai dari energi surya, hidro, angin, bioenergi, hingga panas bumi. Namun, pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Oleh karena itu, desa harus menjadi garda terdepan dalam transisi energi melalui langkah-langkah strategis, antara lain Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Mikrohidro, dan Biogas di desa-desa. Menjadikan BUMDes sebagai pusat pengelolaan energi terbarukan. Mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk membangun infrastruktur energi hijau. Membangun kemitraan dengan sektor swasta dan akademisi untuk inovasi teknologi energi terbarukan.
“Dengan langkah-langkah ini, desa tidak hanya akan mandiri energi, tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” tegas Wamendes Ariza.
Lebih lanjut, Wamendes mengingatkan bahwa dunia sedang menghadapi pergeseran geopolitik global. Jika di masa lalu konflik global banyak dipicu oleh perebutan minyak, di masa depan sumber daya pangan dan energi terbarukan akan menjadi fokus persaingan antarnegara.
“Indonesia memiliki lahan subur dan sumber energi yang melimpah. Jika kita tidak memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik, maka kita akan menjadi sasaran eksploitasi pihak asing. Inilah saatnya kita berdiri di atas kaki sendiri dan memastikan sumber daya kita digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ungkapnya.
Namun, Wamendes menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu adanya kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat desa untuk memastikan transisi energi berjalan sukses.
“Keberhasilan transisi energi di desa akan menentukan masa depan ketahanan energi nasional dan posisi Indonesia dalam geopolitik global di abad ke-21,” tutupnya.
Dengan semangat gotong royong, desa-desa di Indonesia memiliki peluang emas untuk menjadi motor penggerak energi hijau, membangun negeri yang lebih mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan.