Oleh: Mardani Ali Sera
DAELPOS.com – Berbagai bentuk pelanggaran yang terjadi di internal KPK secara tidak langsung memosisikan lembaga tersebut dalam titik krisis. Peringatan untuk pimpinan KPK saat ini agar tidak melakukan diskriminasi dlm memproses berbagai kasus yang muncul di internal KPK. Publik tidak ingin nilai-nilai yang selama ini dipegang KPK hancur begitu saja.
Tidak bisa ditawar, sistem pengawasan di internal harus segera diperbaiki. Ini penting agar kepercayaan publik yang kerap jadi kekuatan KPK tidak tergerus. KPK juga mesti menggali lebih jauh pihak lain yang memberikan uang kepada Penyidik tersebut. Karena bukan tidak mungkin kejadian ini baru pertama kali.
Penangkapan beberapa menteri yang KPK lakukan pun belum sepenuhnya mengembalikan kepercayaan publik karena hal tersebut diiringi skandal yang juga tidak kalah mengecewakan.
Seperti bocornya operasi penyitaan, pencurian barang bukti, penghentian penyidikan tersangka BLBI sampai masih buronnya seseorang yang terlibat dalam kasus mega suap anggota KPU
Satu hal yang mesti dikawal, masih ada perkara uji formil dan materiil yang blm MK putuskan. Belum hilang harapan kita untuk melihat KPK yang ‘bertaring’ dan ‘bertaji’ lagi Publik menunggu putusan tersebut untuk menyelamatkan kebangkrutan modal sosial yang tengah KPK hadapi. Semoga kelak keputusan tersebut bisa jadi kemenangan kecil dari upaya-upaya pemberantasan korupsi yang sudah panjang dan kita lakukan bersama
Dan amat disayangkan jika mundurnya modal sosial KPK terjadi di era Pak @jokowi. Presiden dari kalangan sipil yang digadang2 antikorupsi, kita pun masih ingat komitmen memperkuat KPK yang beliau tuangkan dalam dokumen Nawacita.
Berbagai pihak yang ketika itu mengatakan pemberantasan korupsi sudah berhasil dan menyebut KPK baik-baik saja mesti berpikir ulang di tengah kondisi seperti ini. Harus jujur melihat kondisi yang ada dan jadikan momen melakukan evaluasi secara sungguh-sungguh. KPK itu ibarat pagar yang menjaga keIndonesiaan kita yang adi luhung, anti korupsi, dan guyub dalam berkebaikan. Mesti menjadi sosok pagar yang kuat, alih-alih memiliki pagar yang makan tanaman