Harkitnas, Repdem: Kita Harus Bangga Lahir Sebagai Indonesia

Thursday, 20 May 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Berdirinya Perkumpulan Budi Utomo, 20 Mei 1908, adalah tonggak lahirnya gerakan kebangsaan di Hindia Belanda. Budi Utomo yang digagas oleh Dr. Wahidin Soedirohusodo, dan dideklarasikan oleh Dr. Soetomo, Dr. Gunawan Mangoenkoesoemo dan Soeradji ini memulai kesadaran nasionalisme menentang kolonialisme. Kesadaran untuk menjadi Indonesia, dan keharusan membentuk pergerakan antikolonialisme ini menjadi titik awal pergerakan kemerdekaan.

Semangat Kebangkitan Nasional ini tidak hanya sekedar slogan politik, tetapi menjadi sebuah cita-cita menjadi suatu bangsa. Bangsa yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, kepercayaan, juga beragam bahasa dan budaya, tetapi mempunyai cita-cita yang sama : Merdeka sebagai bangsa yang berdaulat!

Setelah melalui perjalanan panjang hingga Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, maka para pendiri bangsa meletakkan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila yang digali oleh Bung Karno selama bertahun-tahun sebagai pencerminan adanya Bangsa Indonesia, lengkap dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, menjadi pengikat utuhnya Bangsa Indonesia.

Hari ini, 20 Mei 2021, 113 tahun setelah lahirnya Boedi Oetomo, semangat yang sama masih harus menyala-nyala di setiap benak rakyat Indonesia. Semangat anti kolonialisme dan neokolonialisme. Semangat kesadaran sebagai suatu bangsa yang besar dan mampu menggetarkan dunia. Semangat yang menunjukkan bahwa kita mempunyai budaya serta peradaban yang tinggi. Semangat sebagai pemenang.

Semangat yang menyala-nyala dan berkobar-kobar itu tentu sudah ada panduannya. Bung Karno pada pidato “Tahun Vivere Pericoloso”, 17 Agustus 1964, telah memberikan arah perjuangan dengan formula Trisakti : berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Disitu juga Bung Karno juga dengan tegas mengingatkan, “Barangkali kita akan makin lama makin jauh op drift, makin lama makin kleyar-kleyor, makin lama makin tanpa arah, bahkan makin lama makin masuk lagi dalam lumpurnya muara “exploitation de l’homme par l’homme” dan “exploitation de nation par nation”. Dan sejarah akan menulis: Di sana, antara benua Asia dan benua Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa, yang mula-mula mencoba untuk hidup kembali sebagai Bangsa, akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa, – kembali menjadi “een natie van koelies, en een koelie onder de naties”. Sungguh Maha Besarlah Tuhan, yang membuat kita sadar kembali, sebelum kasip”.

See also  Selama Masa Pandemi, Anies Baswedan Puji Golkar DKI Pimpinan Ahmed Zaki Iskandar

Dan generasi yang hidup di tahun 2021 inilah yang harus menjawab tantangan. Tantangan untuk menjadi bangsa yang terus tumbuh menjadi bangsa pemenang. Kita tentu dapat menjadi negara maju dengan industri yang kuat. Kita pasti mampu membuat komputer sendiri, awan sendiri, alutsista sendiri bahkan mobil listrik sendiri. Tidak perlu minder harus menggunakan merek dagang asing untuk sesuatu yang bisa kita kerjakan sendiri. Kita tentu dapat menjadi negara maju dengan tetap bangga dengan budaya kita, budaya Indonesia. Budaya yang dilahirkan oleh leluhur dan diturunkan secara turun temurun dan menjadi kebanggaan nasional. Kita tentu tidak kalah bangga dengan Jepang, Korea, Cina, Vietnam, Thailand dan India untuk bangga dengan jati diri nasionalnya. Bangga dengan hurufnya. Bangga dengan keseniannya. Bangga dengan kebudayaannya. Kita harus bangga lahir sebagai Bangsa Indonesia!

Terakhir, kita harus selalu ingat pesan Bung Karno dalam Pidato Tahun Berdikari, “asal kita setia kepada hukum sejarah dan asal kita bersama dan memiliki tekad baja, kita bisa memindahkan gunung Semeru atau gunung Kinibalu sekalipun!”.

Berita Terkait

Aktifkan Kembali Partai Patriot
Tutup Munas PKS, Prabowo: Politik Adalah Upaya Memperbaiki Kehidupan Rakyat
Direktur HAI: Istana Jangan Diam Isu Pergantian Kapolri Harus Segera Diluruskan
Haidar Alwi: Muhammadiyah Jangan Terjebak Sesat Pikir dalam Tuntutan Copot Kapolri.
Yulian Gunhar Gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kota Palembang
Operasi Intelijen Asing di Balik Kerusuhan Demo DPR
Bersama AHY, Wamen Viva Yoga Lepas Tim Ekspedisi Patriot ke 154 Kawasan Transmigrasi
Pimpinan MPR Unsur DPD Laporkan Hasil Kinerja Tahunan ke Sidang Paripurna

Berita Terkait

Monday, 27 October 2025 - 16:43 WIB

Aktifkan Kembali Partai Patriot

Monday, 29 September 2025 - 17:23 WIB

Tutup Munas PKS, Prabowo: Politik Adalah Upaya Memperbaiki Kehidupan Rakyat

Saturday, 13 September 2025 - 16:34 WIB

Direktur HAI: Istana Jangan Diam Isu Pergantian Kapolri Harus Segera Diluruskan

Wednesday, 3 September 2025 - 09:30 WIB

Haidar Alwi: Muhammadiyah Jangan Terjebak Sesat Pikir dalam Tuntutan Copot Kapolri.

Monday, 1 September 2025 - 20:59 WIB

Yulian Gunhar Gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kota Palembang

Berita Terbaru

Berita Utama

Pengelolaan Media Hutama Karya Diakui di Ajang MRA 2025 dan ICCS 2025

Thursday, 30 Oct 2025 - 19:56 WIB

Ekonomi - Bisnis

Kinerja Positif Jasa Marga Konsisten, Laba Inti Naik 5,02 Persen

Thursday, 30 Oct 2025 - 14:39 WIB

Berita Utama

Konektivitas Trans Jawa Kuat: JTT Dorong Logistik dan Ekonomi

Thursday, 30 Oct 2025 - 14:35 WIB