Pasar Rantau Jaya Penuhi Kebutuhan Penduduk Dusun III dan IV di Riau

0
5

Laporan: Em Simabua

DAELPOS.com – Kehadiran sebuah pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik masyarakat di kota kota besar, sampai ke desa desa bahkan dusun terpencil sekalipun.

Begitu vitalnya kebutuhan masyarakat terhadap pasar, disebakan karena dari pasarlah sembilan bahan makanan pokok masyarakat sehari hari didapatkan.

Tidak terkecuali lokasi terpencil seperti di dusun III dan IV Desa Sungai Besar Kecamatan Pucuk Rantau , Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau. Daerah ini berada jauh dari jangkauan pasar bahkan mungkin warung warung yang menyediakan sembilan bahan pokok.

Untuk mendapatkan semua itu, mereka harus menempuh jalan tanah dengan jarak antara 25-30 km. Jika cuaca bagus, perjalanan naik motor dapat ditempuh dalam waktu 45 menit sampai satu jam. Tapi jika musim hujan, perjalanan sangat sulit, butuh waktu dua sampai tiga jam bisa sampai di pasar.

Heryanto / Pengelola

“Inilah yang menjadi persoalan kami bertahun tahun. Sejak saya berdomisili di sini sepuluh tahun yang lalu. Bisa dipastikan tidak semua warga dapat menjangkau pasar terdekat jika cuaca jelek,” kata Heryanto, pengelola pasar rakyat Rantau Jaya, sungai Geringging, dusun IV Desa Sungai Besar, Kecamatan Pucuk Rantau, Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau di kediamannya.

Mengingat kebutuhan sembilan bahan pokok rumah tangga yang sulit didapatkan itulah, kata Heriyanto, masyarakat dusun IV ini melakukan musyawarah untuk membangun sarana pasar melalui swadaya masyarakat.

“Kita siapkan sebanyak 30 kios dan lapak untuk pedagang. Tidak hanya itu yang dilakukan, pengelola bersama masyarakat mengajak juga para pedagang di luar dusun untuk mau masuk berdagang di pasar mereka setiap hari Rabu,” cerita Heriyanto mengenang perjalanan pasar rakyat yang dibangun sejak dua tahun lalu.

Menurut Heriyanto yang sehari hari akrab disapa dengan Abah Heri, dengan adanya pasar rakyat Rantau Jaya tersebut, sangat membantu penduduk Dusun IV, tidak terkecuali warga dusun tetangga yang juga rata rata pendatang, seperti dari dusun Patokan, dusun Sumber Sari dan dusun Kampung Tengah.

“Warga dusun ini berada dan tinggal di tiga desa. Yaitu desa Sungai Besar, desa Sungai Besar Hilir dan desa Perhentian Sungkai dengan Kecamatan Pucuk Rantau,” sambung abah Heri sambil menambahkan bahwa semua kebutuhan masyarakat tersebut masih didatangkan dari provinsi Sumatera Barat.

Heriyanto berharap, meski dari segi fasilitas sebuah pasar yang layak masih banyak yang perlu dibenahi, namun dengan kondisi yang ada sekarang pun masyarakat sudah sangat bersyukur.

“Minimal unruk kebutuhan sehari hari mereka sudah bisa atasi dan tidak perlu harus menempuh jarak berjam jam. Dan kita juga selalu memikirkan bagaimana setiap hari pasar, pedagang selalu hadir berjualanb, meski lagi musim hujan. Kita usahakan agar kendaraan mereka jangan sampai bermasalah di jalan dengan cara ditarik dan sebagainya. Pedagangpun senang, karena dagangan mereka tidak busuk dijalan terutama pedagang sayuran dan makanan,” lanjutnya.

Pasar Rantau Jaya (Riau)

Hal serupa juga disampaikan Anto, pedagang buah buahan, pakan ayam, telor, beras dan lainnya. Setiap Rabu, dia bersama istri berangkat dari kediamannya desa Sopan Jaya, Kecamatan Padang Lawas, Kabupaten Darmasraya, provinsi Sumatera Barat.

“Kalau cuaca bagus, biasanya jam 10 atau pun 11 siang kita sudah jalan dengan jarak tempuh 25 km. Sampai di pasar Rantau Jaya sekitar pukul 12 siang. Tapi kalau lagi musim hujan, kita tunggu dulu agak siangan, supaya jalan yang kami lewati tidak terlalu parah,” kata Anto di sela sela istirahat melayani pembeli.

Anto mengaku ikut membuka lapak dagangan di pasar tersebut sudah sejak dua tahun lalu. Sanbil menambahkan, dirinya keliling pasar dalam satu minggu hanya di tiga lokasi saja. Yaitu di Pasar SP 5 desa Sopan Jaya, Desa Perhentian Sungkai dan pasar Rantau Jaya.

“Kalau untung, sebagai pedagang tentu ada, namanya usaha. Tapi yang membuat kami betah, konsumennya rata rata baik dan ramah. Meski mereka pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, kalau sudah belanja dan cocok langsung dibeli. Dan mereka suka ngobrol, kami cukup dekat dengan mereka,” ujar Anto.

Begitu juga dengan pedagang sayuran bernama Mai, kehadirannya sudah lebih dulu dari Anto, wanita berasal dari Solok, Sumatera.Barat ini setiap Rabu datang membawa dagangan berbagai rupa sayuran. Kalau sejali saja dia tidak berdagang, bisa dipastikan para pembelinya akan kelabakan.

“Kami berdagang di sini karena diajak oleh pengelola pasar. Awalnya kurang berminat, karena kita sangat kuatir dengan kondisi jalan. Jika hujan satu hari saja, jalanan bisa dipastikan tidak dapat dilewati kendaraan kecil khususnya. Tapi semua itu dibantu oleh pengelola, sehingga kami.adan di.sini dan sudah ada sejak dua tahun lalu,” kata Mai disela sela melayani tamu.

Disamping Mai, masih banyak lagi pedagang lainnya yang berasal dari luar Kecamatan Pucuk Rantau, Kuantan Sengingi. Ada pedagang ikan, pakaian, ikan kering, pedagang makanan seperti gorengan, es campur, martabak, jualan gas, pedagang pecah belah yang semua jenis dagangannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Karena itulah, Heriyanto yang dipercaya mengelola pasar ini berupaya terus sedikit demi sedikit melengkapi fasilitas pasar. “Kita ada rencana membuat fasilitas yang lebih baik, seperti membangun los lapak pedagang yang lebih baik. Yah kalau tidak permanen, semi permanen lah. Begitu juga ada rencana membangun kios, agar pedagang yang dagangannya masih sisa, masih bisa dijual mingfu berikut. Jadi mereka pulang tidak harus bawa beban berat lagi,” harapnya.

Meski demikian, Heriyanto sangat bersyukur, keberadaan pasar ini dapat memberikan kontribusi sebagai media bagi warga penduduk dusun IV dan sekitar dalam mengatasi kebutuhan sandang dan pangan sehari hari.

“Jika fasilitas yang dapat kami lakukan baru segitu adanya, mohon dimaklumi. Kita melakukan ini melalui swadaya masyarakat, tidak ada bantuan pemerintah sama sekali. Padahal bila dipikir pikir, apa bedanya kami para pendatang ini dengan warga masyarakat lainnya yang sama sama hidup dan berusaha di.bumi pertiwi, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuh Heriyanto

Harapan Heriyanto, dengan upaya upaya yang dilakukan masyarakat pendatang ini, mudah mudahan pemerintah daerah maupun pusat dapat melihat dari dekat kehidupan mereka secara langsung. Jangan hanya “katanya-katanya”. Termasuk mempertimbangkan keberadaan mereka yang sudah menjadi sebuah komunitas masyarakat yang sangat layak ditingkatkan status wilayahnya sebagai bagian dari wilayah administrasi pemerintahan setempat. Sehingga warga masyarakat di sana juga memiliki hak dan kewajiban dalam pembangunan, termasuk hak hak dan kewajiban lainnya.( FAY }

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here