DAELPOS.com – Wakil Ketua MPR-RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA mengajak generasi muda muslim khususnya kalangan milenial dan Gen Z untuk tak anti politik dan buta politik. Tetapi kalangan milenial dan Gen Z harus ikut membangun wawasan politik yang positif dan konstruktif. Semata-mata demi masa depan mereka sendiri dan Negara Indonesia yang lebih baik.
“Indonesia adalah Negara warisan perjuangan para Ulama yang ada di partai Politik maupun Ormas-Ormas Islam bersama Bapak-Bapak Bangsa dari kalangan nasionalis kebangsaan. Sejak dari awal Republik Indonesia merupakan Negara Demokrasi. Karenanya wajar bila Generasi muda muslim baik milenial maupun gen Z memahami dan melaksanakan politik dengan baik dan benar. Sehingga bisa melanjutkan peran historis, untuk merealisasikan cita-cita Indonesia Merdeka dan cita-cita Reformasi,” disampaikan Hidayat kepada para mahasiswa STID Al-Hikmah dalam acara Seminar Politik, Minggu (13/2/2022).
HNW sapaan akrab Hidayat Nur Wahid menjelaskan, kesadaran berbangsa dan bernegara di Indonesia turut dibangkitkan oleh tokoh Umat Islam dan Organisasi mereka. Misalnya dalam Jamiatul Khair di tahun 1903 dan Sarekat Dagang Islam di tahun 1904 dan Syarikat Islam pada tahun 1911. Semuanya menegaskan pentingnya kesadaran politik untuk kemerdekaan dan kebebasan dari penjajahan Belanda baik dalam aspek politik maupun ekonomi.
Kesadaran politik itu dilanjutkan oleh kalangan pemuda melalui Sumpah Pemuda tahun 1928. Salah satu unsur Sumpah Pemuda, itu adalah Jong Islamiten Bond. Yaitu organisasi pemuda dari kalangan Umat Islam.
“Oleh karena itu generasi muda muslim sekarang harus melanjutkan peran menyejarah tersebut. Apalagi dalam sistem hukum di Indonesia terbuk peluang bagi Partai Politik Islam bersama partai-partai Politik lainnya, memperjuangkan cita-cita mereka dalam koridor Pancasila. Karena Partai Politik sejatinya adalah sarana seperti Ormas, Yayasan, sistem Pendidikan atau TV dan Radio, yang semuanya tidak ada pada masa RasuluLlah SAW tetapi dipergunakan dan diterima umat untuk memperjuangkan kemaslahatan mereka. Maka generasi muda Muslim, di negeri demokratis seperti Indonesia, ini jangan bersikap apolitis atau termakan propaganda kaum sekuleris maupun islamophobia, karena tidak membawa maslahat bagi Umat dan Negara Indonesia,” lanjutnya.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menerangkan, bahwa dalih kelompok anti politik Islam biasanya adalah agar Agama tidak dibawa ke Politik, karena Agama suci bersih dan Politik itu kotor. Kalau konsisten dengan logika itu, maka mestinya agama harus dihadirkan dalam urusan politik agar politik menjadi bersih dan bisa menghasilkan produk kebijakan yang juga bersih; tidak korupsi, amanah, berlaku adil, dan menjaga lingkungan hidup.
Apalagi sebagai negara demokrasi, Indonesia menjunjung tinggi aspirasi dan perjuangan politik dari seluruh pihak, termasuk umat Islam. Sehingga bukan hal yang tabu bagi generasi muda muslim untuk terlibat dalam politik, baik melalui partai politik Islam maupun melalui organisasi masyarakat Islam.
“Sebagai mahasiswa misalkan, karena sudah berusia di atas 17 tahun maka bisa bergabung menjadi anggota Partai Politik. Kalaupun tidak melalui jalur partai secara langsung, maka keterlibatan politik generasi muda milenial bisa dilakukan dalam aktivitas di ormas maupun keseharian seperti keaktifan dalam kegiatan masyarakat, mengajak warga kepada kebaikan dan tidak melakukan kejahatan, mencerdaskan masyarakat agar menggunakan hak pilih dengan kritis baik dan benar, sehingga dapat memilih calon wakil rakya maupun pemimpin yang benar-benar jujur, baik, profesional, dan pro kepada Rakyat,” ujarnya.
Hidayat menegaskan, mayoritas bangsa Indonesia hari ini adalah berusia muda dan beragama Islam. Jika mereka justru abai terhadap politik, maka jangan heran jika kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak memperhatikan dan mementingkan aspirasi generasi muda. Juga banyak yang tidak bermaslahat bagi Umat Islam dan masa depan NKRI.
“Namun jika generasi muda muslim yang meyakini bahwa Islam rahmatan lil alamin juga memiliki kesadaran penuh untuk memperjuangkan politik baik melalui Parpol Islam maupun lainnya juga melalui Ormas Islam, maka potensi menghadirkan kemaslahatan bagi generasi muda dan Umat Islam dalam rangka membumikan Islam yang rahmatan lil alamin, serta menghadirkan cita-cita legal konstitusional dari Proklamasi dan Reformasi, menyongsong NKRI dalam 100 tahun ulang tahun kemerdekaannya, bisa diwujudkan,” pungkasnya.