DAELPOS.com – Berkembangnya ekosistem digital, mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mampu beradaptasi. Terutama menuju internet generasi ke-3, diproyeksi segala sesuatunya akan mengarah kepada teknologi tanpa batas ini di masa depan.
Untuk itu penting membangun infrastruktur digital sejak dini. Salah satunya platform digital metaverse yang disediakan PT Ruang Teknologi Kreatif Nusantara melalui produknya Cube Studio. Meski baru berdiri sejak tahun lalu, perusahaan yang bisa dibilang rintisan (startup) ini mampu menyediakan produk metaverse di kalangan pemerintah.
Secara khusus, PT Ruang Teknologi Kreatif Nusantara mampu membuat studio multimedia seperti AR, VR dan metaverse yang seluruhnya dikembangkan sendiri alias lokal. Menggarap online event yang bisa membuat orang ke event tanpa harus datang langsung. Bahkan teknologi yang ditawarkan perusahaannya tak harus mengakses metaverse dengan VR. Cukup mengakses lewat laptop atau melalui handphone.
Cube Studio bisa membuat web metaverse untuk memamerkan program-program kerja dari Kementerian/Perusahaan tertentu. “Misalkan mereka punya program smart city, yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk 3D dan metaverse berikut presentasinya. Di mana metaverse yang kami tampilkan lebih interaktif dan membuat masyarakat lebih paham dengan program kerja dari perusahaan tersebut,” jelas Chief Design Executive Cube Studio Muhamad Andri Saputro saat mengikuti pameran Business Matching Tahap II di Smesco, Selasa (19/4).
Apa yang dilakukan Cube Studio menjadi bukti bahwa teknologi metaverse juga mampu dihadirkan melalui perusahaan startup, yang dalam hal ini menjadi bagian dari pelaku UMKM dalam negeri.
Bahkan Andri mengatakan, perusahaan yang dirintis bersama teman-temannya ini punya misi, bagaimana bisa mengedukasi seluruh lapisan masyarakat untuk mengenal apa itu teknologi generasi ke-3, khususnya metaverse.
“Metaverse ramai disebut-sebut dari luar negeri, Meta sebagai perusahaan Mark Zuckerberg. Padahal kita di sini, di Indonesia jauh sebelum mereka juga sudah mampu membuat metaverse, meskipun dulu namanya bukan metaverse. Jadi anak bangsa kita mampu menyediakan produk yang ada dari luar negeri sana,” ucap Andri.
Support Kementerian/Lembaga
Dalam kegiatan Business Matching Tahap II yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) ini, Andri berharap bisa menemukan klien berpotensi. Khususnya yang datang dari Kementerian/Lembaga (K/L) yang memang menjadi target market belanja pemeritah melalui business matching ini.
“Kemudian event ini juga berkesempatan bagi kami untuk terus memperbaiki produk Cube Studio ke depannya. Karena sebelumnya kami juga mendapat pembinaan dari Bandung Techno Park yang didukung oleh KemenKopUKM,” jelas Andri.
Andri menegaskan, dorongan serta support pemerintah itu penting. “Bagaimana mereka mau edukasi kalau mereka sendiri nggak pakai atau menjalani sendiri ekosistem digital tersebut dalam lingkup pemerintahan,” katanya.
Lebih jauh Andri berharap, melalui support pemerintah, pihaknya akan lebih efektif dalam melakukan literasi masyarakat lewat digitalisasi. Karena ke depan, semua ekosistem akan mengarah ke digital termasuk metaverse ini.
“Meta, Apple, Google sudah masuk semua ke metaverse, kita di Indonesia tidak boleh ketinggalan, buktinya kita punya dan kita mampu,” pungkasnya.
Business Matching Sector III pada 17-18 April 2022 berupa Teknologi Informasi Komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT) & Digital. Di mana ICT meliputi komputer, laptop, CCTV, TV, LED, VR dan AR serta hologram.
Untuk produk digital terdiri dari platform digital, software, aplikasi digital, mesin autentifikasi, alat pengukur kualitas air berbasis Internet of Things (IoT), alat pengukur kualitas udara (IoT), GIS dan arsip digital. Sementara produk lain terkait meliputi spare part komputer, genset, mekatronika/robotik (ROV0, drone maupun foto udara (aerial photography).