DAELPOS.com – Kebijakan Rusia yang terus memperketat pasokan gas ke negara-negara Uni Eropa, bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memasok kebutuhan energi negara-negara Uni Eropa. Mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan gas, bahkan Indonesia sendiri memiliki target 12 BSCFD pada tahun 2030.
Menurut anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar, Indonesia berpeluang merebut pasar energi Eropa, seperti gas yang saat ini tengah dibayangi penghentian pasokan dari Rusia, sebagai dampak sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap negeri beruang merah tersebut.
“Indonesia harus bisa secepatnya mengambil peluang sebagai pemasok energi seperti gas yang dibutuhkan negara Barat. Apalagi ke depannya, negara Uni Eropa ingin mengurangi ketergantungannya terhadap pasokan gas dari Rusia yang mencapai 40% dari total kebutuhan kawasan tersebut,”katanya dalam keterangan kepada media, Rabu (13/7/2022).
Legislator PDI Perjuangan itu menambahkan bahwa situasi geopolitik di kawasan Eropa ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk merebut pasar energi. Indonesia sendiri menurutnya, sampai semester I 2022, telah memproduksi Liquefied Natural Gas (LNG) sebanyak 42 kargo.
“Dari 42 kargo LNG itu, untuk kebutuhan domestik yakni mencapai 27,4 kargo dan ekspor 14,6 kargo. Namun ampai pada Juni 2022, ternyata belum ada negara-negara Eropa yang melirik gas dari Indonesia itu,” katanya.
Oleh sebab itu, Gunhar mendorong Kementerian ESDM dan SKK Migas pro aktif dalam menjaring pembeli dari Eropa. Mengingat Rusia terus menambah daftar negara Uni Eropa yang mengalami penghentian penyaluran gas.
“Dengan keberhasilan mengambil pasar energi di negara-negara Barat, maka Indonesia berpeluang menambah pendapatan nasional yang dibutuhkan bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi,” pungkasnya.