Hasanuddin Koordinator SIAGA 98
Simpul Aktivis Angkatan 98
DAELPOS.com – Pendekatan ketertiban tak selalu harus dengan penegakan hukum atau pemidanaan. Mediasi dan dialog juga dipandang efektif dalam menjaga tertib masyarakat.
Demikian halnya, terkait dengan kontroversi narasi “Bajingan yang tolol” yang disampaikan Rocky Gerung.
SIAGA 98 berharap persoalan ini tidak harus diselesaikan di ranah hukum.
Sebab, Presiden Jokowi sendiri menilai kalau apa yang dilakukan Rocky Gerung bukan masalah yang besar; “itu hal-hal kecilah. Saya kerja saja”. (Kamis, 3/8)
Demikian juga, Rocky Gerung telah menyampaikan maafnya atas perselisihan tersebut; “Saya minta maaf terhadap keadaan hari ini, yang menyebutkan perselisihan itu berlanjut tanpa arah” (Jum’at, 4/8)
SIAGA 98 berharap Polri dapat memfasilitasi perselisihan yang antara Rocky Gerung dan Para Pendukung Presiden Jokowi dalam bentuk dialog dan perdamaian.
Dialog dalam menyelesaikan perselisihan ini lebih substantif menciptakan ketertiban daripada harus dibawa ke ranah hukum sebab dialog dan perdamaian adalah rajanya hukum, diatas hukum apapun.
Polri dapat menjalankan fungsi mediasi kearah restoratif justice dalam menyelesaikan permasalahn ini.
Kami juga, sebagai bagian dari pendukung Jokowi (2014 dan 2019) yang kini tergabung dalam SIAGA 98, menghormati langkah hukum Relawan Jokowi lainnya, namun kami memilih menerima maaf Rocky Gerung dalam konteks memahami apa yang disampaikan Presiden Jokowi sebagai hal kecil.
Bahwa ada hal besar yang perlu kita kerjakan bersama, yang tingkat keutamaannya lebih penting yaitu melaksanakan pemilu 2024 secara damai dan demokratis, agenda pemberantasan korupsi, mengatasi tindak pidana perdagangan orang, perjudian online, ilegal mining, dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.