DAELPOS.com – Dalam rangkaian kunjungan kerja di Jawa Timur, Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyempatkan diri mengunjungi Batalyon Kavaleri 8/NSW/2 Kostrad pada hari Minggu (18/1/2025).
Kedatangan Menteri disambut langsung oleh Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo dan Komandan Batalyon Kavaleri 8 Letkol Kav Nuril. Saat masih berdinas aktif sebagai perwira TNI, Menteri Iftitah sempat menjadi Perwira Seksi Operasi di kesatuan ini.
Dalam sambutannya, Menteri menyampaikan bahwa kunjungan ini didasari rasa memiliki yang mendalam terhadap Batalyon Kavaleri 8 Narasinga Wiratama, sebagai tempat yang berperan besar dalam membentuk karakter kepemimpinannya.
“Yonkav 8 adalah rumah bagi saya. Saya tidak pernah merasa meninggalkan satuan ini,” ungkapnya dengan penuh nostalgia, “Di sinilah cita-cita untuk menjadi menteri pertama kali terbentuk.”
Di hadapan para perwira dan prajurit, Menteri Iftitah, yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo pada 21 Oktober 2024 lalu, berbagi pengalaman kepemimpinannya. Salah satunya terkait pembangunan kewilayahan di Papua, yang menjadi atensi Presiden Prabowo Subianto.
Dalam dua bulan kepemimpinannya, Menteri Transmigrasi telah dua kali berkunjung ke Papua, untuk melihat dan menyerap langsung aspirasi masyarakat di sana. Saat mengunjungi Kampung Ivimahad, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, beliau menekankan filosofi pentingnya pembangunan Papua oleh putra-putri daerah sendiri. Kampung ini terletak dalam Kawasan Transmigrasi Salor, yang menjadi tempat sebagian besar lahan Proyek Strategis Nasional food estate dalam rangka swasembada pangan nasional.
“Pembangunan Papua harus dilakukan oleh orang Papua. Kehadiran tenaga ahli hanyalah untuk mempercepat proses pembangunan tersebut,” jelasnya, sambil menekankan bahwa jika diperlukan, yang akan dilakukan adalah transmigrasi lokal dari dalam wilayah pulau Papua.
Menteri menguraikan analogi telur yang menjadi filosofi kepemimpinannya. “Kalau pecahnya dari dalam, pasti akan ada kehidupan,” kata Menteri Iftitah untuk menjelaskan bahwa perubahan yang berkelanjutan harus dimulai dari dalam.
Selama kunjungan, Menteri juga mengenang masa-masa bertugas di Yonkav 8, termasuk pengalamannya memimpin pasukan dalam operasi di Aceh. Di bawah kepemimpinannya, batalyon ini berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 600 juta untuk bantuan korban tsunami Aceh melalui program “Masyarakat Pasuruan Peduli Aceh”.
Menteri mengakhiri kunjungannya dengan memberikan masukan konstruktif untuk pengembangan batalyon, termasuk pentingnya ruang diskusi perwira dan standardisasi program latihan. Beliau meyakini bahwa di bawah kepemimpinan yang baru, Yonkav 8/NSW/2 Kostrad akan terus berkembang menjadi satuan yang lebih tangguh. Kunjungan diisi juga dengan tradisi ‘joy ride’ yaitu berkeliling di sekitar batalyon menggunakan tank Scorpion. Saat menjadi Komandan Batalyon dulu, Menteri Iftitah berinisiatif menggelar latihan malam, memanfaatkan kemampuan tank buatan Inggris ini untuk melihat di malam hari (night vision).