DAELPOS.com – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menantang Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso untuk membuktikan omongannya terkait data nama-nama penerima upeti judi online.
Hal itu disampaikan R Haidar Alwi merespon pernyataan Sugeng dalam Podcast berjudul ‘IPW: POLRI Runtuh Jika Saya Bongkar Penerima UPETI Judi Online’ yang disiarkan kanal YouTube Forum Keadilan TV sekira satu Minggu yang lalu.
“Data pun belum tentu benar. Harus dibuktikan supaya tidak jadi fitnah,” kata R Haidar Alwi, Kamis (27/6/2024).
R Haidar Alwi mengaku tidak habis pikir bagaimana bisa di satu sisi Sugeng menyebut Mabes Polri akan runtuh jika data tersebut dibuka. Sedangkan di sisi lain Sugeng sendiri juga mengakui bahwa data yang dimilikinya belum terverifikasi.
“Belum tentu benar tapi berani mengklaim Mabes Polri akan runtuh jika data tersebut dibuka. Ini kan terlalu naif,” imbuh R Haidar Alwi.
Berdasarkan ‘clue’ yang disampaikan Sugeng, R Haidar Alwi menduga bahwa data yang dimiliki Sugeng adalah data ‘Konsorsium 303’ yang pernah viral bersamaan dengan kasus Ferdy Sambo tahun 2022 silam.
“Kalau benar, hampir dapat dipastikan fitnah karena hasil penyelidikan Bareskrim menyimpulkan Konsorsium 303 itu tidak ada,” tegas R Haidar Alwi.
Oleh karena itu, menurut R Haidar Alwi, pernyataan Sugeng sangat berbahaya karena dapat merusak citra dan kepercayaan publik terhadap Polri. Terbukti, podcastnya telah ditonton 156 ribu kali dan memancing 1200 komentar yang mana sebagian besar di antaranya bernada negatif terhadap Polri.
“Dari survei Litbang Kompas terbaru, Polri menjadi salah satu lembaga dengan citra positif tertinggi di angka 73,1 persen. Apa yang telah dibangun dengan susah payah bisa rusak oleh fitnah-fitnah semacam itu,” ungkap R Haidar Alwi.
Sebelumnya, Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengaku memiliki data yang berisi nama-nama penerima upeti judi online. Ia mengklaim jika data tersebut dibuka, Mabes Polri bisa runtuh.
“Orang saya waktu kasus Sambo itu terbongkar, saya punya data lho. Ingat gak data yang saya kasih Aiman? Itu data tidak saya buka aja. Kalau saya buka, bisa Mabes Polri runtuh,” ucap Sugeng dalam Podcast Forum Keadilan TV.
Sugeng tidak membuka data tersebut karena mempertimbangkan akibatnya. Terlebih, ia mengakui data yang dimaksud belum terverifikasi kebenarannya.
“Saya nggak mau buka dan saya mempertimbangkan kegoncangannya ya. Saya juga harus, data itu data yang belum terverifikasi juga. Jadi ada data nama-nama. Saya tau, tapi saya sudah cocokkan. Satu, dua, tiga, cocok,” jelas Sugeng.
Seperti diketahui, di tengah kasus pembunuhan Brigadir J pada tahun 2022 silam, sempat beredar isu ‘Konsorsium 303’ terkait judi online yang disebut dikendalikan oleh Ferdy Sambo dan sejumlah oknum polisi lainnya.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan, isu ‘Konsorsium 303’ tidak terbukti atau tidak ada.
“Untuk konsorsium (303) sudah ditanyakan ke Bareskrim. Sementara hasilnya tidak ada,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Kamis (29/9/2022).