DAELPOS.com – Bulan Suci Ramadhan tak hanya penuh hikmah. Bulan ini juga menjadi ajang untuk berlatih menempa diri, menjalani hari dengan kesadaran beribadah dan berbenah untuk menjadi lebih baik termasuk dalam perubahan mental.
Kilasan catatan ini disampaikan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyambut datangnya Ramadhan tahun ini. Firli mengatakan, bulan suci ini idealnya disambut dengan kesadaran yang kuat bahwa umat Muslim akan memasuki arena latihan.
“Jika kesadaran itu kuat, maka kita tidak saja akan menjalani hari-hari dengan kesadaran beribadah tetapi juga kesadaran untuk berubah. Dan itulah sebabnya saya merasa Ramadhan dapat menjadi medium perubahan mental yang masif,” ungkap Firli.
Firli juga menambahkan, jika dikaitkan dengan pemberantasan korupsi, maka kesadaran utama yang dibangun oleh bulan Ramadhan adalah kesadaran tentang adanya pengawasan Tuhan. Jika puasa adalah untuk Tuhan dan Tuhan sendiri yang mengawasi semuanya, maka sikap mental terpenting yang harus lahir dari ibadah puasa adalah perasaan bahwa kita sedang diawasi.
“Mentalitas menahan haus dan lapar sambil diawasi oleh Sang Pencipta adalah kombinasi yang sempurna untuk menyadari, apa pun yang kita lakukan terutama sebagai pejabat negara mustahil menghindar dari pengawasan Tuhan,” kata Firli.
Kesadaran akan pengawasan Tuhan ini menurut Firli juga manifestasi dari sikap mental Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Kesadaran diawasi dan pengawasan Tuhan bukanlah untuk mempersulit, tetapi dalam rangka mendewasakan dan mematangkan. Tanpa adanya kultur yang dewasa dan bertanggung jawab, tradisi kenegaraan yang baik tak akan mungkin terbangun.
Bulan Suci Ramadhan tak hanya penuh hikmah. Bulan ini juga menjadi ajang untuk berlatih menempa diri, menjalani hari dengan kesadaran beribadah dan berbenah untuk menjadi lebih baik termasuk dalam perubahan mental.
Kilasan catatan ini disampaikan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyambut datangnya Ramadhan tahun ini. Firli mengatakan, bulan suci ini idealnya disambut dengan kesadaran yang kuat bahwa umat Muslim akan memasuki arena latihan.
“Jika kesadaran itu kuat, maka kita tidak saja akan menjalani hari-hari dengan kesadaran beribadah tetapi juga kesadaran untuk berubah. Dan itulah sebabnya saya merasa Ramadhan dapat menjadi medium perubahan mental yang masif,” ungkap Firli.
Firli juga menambahkan, jika dikaitkan dengan pemberantasan korupsi, maka kesadaran utama yang dibangun oleh bulan Ramadhan adalah kesadaran tentang adanya pengawasan Tuhan. Jika puasa adalah untuk Tuhan dan Tuhan sendiri yang mengawasi semuanya, maka sikap mental terpenting yang harus lahir dari ibadah puasa adalah perasaan bahwa kita sedang diawasi.
“Mentalitas menahan haus dan lapar sambil diawasi oleh Sang Pencipta adalah kombinasi yang sempurna untuk menyadari, apa pun yang kita lakukan terutama sebagai pejabat negara mustahil menghindar dari pengawasan Tuhan,” kata Firli.
Kesadaran akan pengawasan Tuhan ini menurut Firli juga manifestasi dari sikap mental Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Kesadaran diawasi dan pengawasan Tuhan bukanlah untuk mempersulit, tetapi dalam rangka mendewasakan dan mematangkan. Tanpa adanya kultur yang dewasa dan bertanggung jawab, tradisi kenegaraan yang baik tak akan mungkin terbangun.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1443 H/2022 M. Semoga arena latihan satu bulan ini akan menempa dan membentuk kesadaran yang sama dalam kita menunaikan amanah masing-masing, karena meski kita bisa luput dari hukum dan manusia namun kita tak pernah lepas dari pengawasan Tuhan. Marhaban Ya Ramadhan.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1443 H/2022 M. Semoga arena latihan satu bulan ini akan menempa dan membentuk kesadaran yang sama dalam kita menunaikan amanah masing-masing, karena meski kita bisa luput dari hukum dan manusia namun kita tak pernah lepas dari pengawasan Tuhan. Marhaban Ya Ramadhan.